Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Enggan Disayang Malang

5 April 2019   22:46 Diperbarui: 5 April 2019   22:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lapuk sebelum berkembang dipupuk disayang, rumah-rumah di geraham, barter sampah engkau pun terbang.

Berharap mawar mengganggu kumbang, putri malu menyimak lengan, para pejalan memarut luka, dibuang sayang, diasuh menusuk dari belakang.

Kecambah hendak menaruk jati, terbelit akhirnya sebagai benalu, mengais mimpi, belati itu menusik mati. Layu sebelum berkembang, mati enggan disayang.

2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun