Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

PSI, Ente Ngartis atau Nyaleg?

2 April 2019   23:06 Diperbarui: 3 April 2019   12:31 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : www.dewandakwah.or.id

Maka dibatasi seorang suami maksimal empat istri. Pun Allah menekankan di ayat lain, apabila suami tak bisa adil terhadap istri-istrinya, tentu diharuskan hanya memiliki seorang istri. Berbuat adil bukan perkara gampang. Lebih mencintai istri A ketimbang istri C itu saja sudah dikategorikan tak adil. Lagi pula telah ada undang-undang yang mengharuskan suami meminta bukti hitam di atas putih alias tanda tangan bermaterai dari istri sebelumnya, bahwa dia menyetujui suaminya menikah lagi (tanpa paksaan).

Perempuan memang boleh tidak suka dipoligami, tapi jangan membenci atau protes terhadap aturan Allah.

Dari dulu saya belum pernah melihat para ibu menolak poligami. Yang ada saya baca di media, demo para perempuan menuntut pemberlakuan poligami. Nah, lho?

Sudahlah! Urusi yang umum saja. Kalau memang umat beragama meminta, baru ladeni. 

Saya masih bingung, PSI itu mengatasnamakan siapa menolak poligami? Perempuan? Perempuan yang mana? 

Poligami itu boleh, tapi tidak mengharuskan. Dan itu butuh persyaratan berat; sekali lagi harus adil. 

Hebat juga melihat PSI, waktu tak lagi sampai sebulan, tapi sebagai penjual, PSI seperti enggan jualannya dibeli. Ente ngartis apa nyaleg?

Sebagai catatan, menulis cerpen saja tak boleh menyinggung SARA, memang kampanye itu boleh menyinggung SARA, ya?

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun