"Dia temanku di kampung dulu. Teman latihan menari," lanjut Pariyem.
Tahukah kau siapa teman istriku itu? Dia adalah Sakinah. Dan aku menyesal dengan semua kejadian yang menimpaku. Andaikan paku di gang kampung yang menghalangi jalanku dua hari lalu, langsung kubuang ke got, tentu Panjul tak mesti menginjak paku, dan masuk ke rumah sakit. Aku juga bisa meluluskan niat memacari Sakinah, atau lebih jauh melamarnya. Tapi, ach, paku brengsek itu membuyarkan semua rencanaku. Atau mungkinkah Tuhan tak menyetujui keinginanku? Ach, ach, ach!
---sekian---