Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hujan Bulan April

18 Februari 2019   19:11 Diperbarui: 18 Februari 2019   20:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan bulan April menjamah kota, ramai-ramai, telanjang kaki, terbuka dada, menyerahkan kepala kepada selembar penyicip dapur, tapi, esok lusa kau tukar raga dengan kelu tak sudah, lima tahun itu sangat lama merajut asa, menjahit kata, kau sadar telah kehilangan bendera.

Andai kata terenggiling, keong, rumah siput, setelah benar memilih bilik isteri, bilik hati hanya desau angin, debu ibarat piramida mimpi, ketika berembus hilang cerita pada mata kelilipan, kelilipan lima tahun, seketika lorong kata yang kehilangan cahaya, pada hujan, hutanmu bolong, kenapa kisah tak kau ukir di batang bambu.

Hari ini aku masih ragu, antara memuntahkan isi kepala, menelan pada perut, sebab isi kepala terkadang hanya sarang laba-laba, besok sehari-dua perut merasakan gelisah kenyang dari palsu-palsu, mata-mata, mata uang memisau.

Salahkah aku, mereka, kau, kalian, membiarkan jarum hujan melobangi ingin, semua ragu kalau hujan ini menjelma hujan air mata, mudah-mudahan semua hanya bercanda pada langit yang luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun