Hutan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu. Kira-kira begitulah penggalan lagu yang menggambarkan betapa kaya sebuah negara bernama Indonesia. Mulai dari kaya pulau, kaya bahasa, sampai kaya kuliner.
Khusus kaya akan kuliner, mungkin anda sudah bisa menebak bahan, dan resep beragam kuliner tersebut. Dari kuliner elegan, eksotis, bahkan menyeramkan, sehingga menggoda adrenalin.
Kampung yang kita kunjungi ini adalah Sayur Maincat atau lebih spesifik ke desa Tambat Losung. Dari sinilah anda menemukan salah satu kuliner yang asing dan berkesan sakral. Apalagi kalau bukan kuliner bernama "dompol".
Apakah anda kenal dengan kuliner satu ini? Barangkali jangankan mendengar namanya, bahkan melihat bentuk apalagi mengicipnya, sangat jauh dari kata "pernah". Orang Sumatera Utara atau yang berdekatan dengan kampung Sayur Maincat, bisa jadi tak mengenal kuliner satu ini.
Sedikit bocoran, dompol hanya muncul di pesta pernikahan atau acara adat yang diselenggarakan di Sayur Maincat. Andaikata dompol ada di pesta pernikahan kampung lain, itu dapat dipastikan salah seorang pengantin berasal dari Sayur Maincat atau ada sedikit kekerabatan dengan penduduk kampung tersebut.
Dompol hampir mirip dengan kuah sate padang, hanya saja teksturnya lebih keras. Rasanya juga hampir mirip, tapi dompol memiliki cita rasa yang agak tajam.
Boleh dikatakan dompol adalah kuliner tersembunyi yang tersimpan rapi dan kurang diketahui dunia luar. Bahan baku dompol juga tidak diketahui masyarakat sekitar. Apalagi berkenaan dengan resepnya.Dompol seakan rahasia yang susah diungkap.
Bila  penasaran dengan Sayur Maincat atau lebih spesifik Tambat Losung, anda harus melewati 495 km (12 jam lebih) dari Kota Medan lewat jalur darat, atau 2, 3 km dari ibukota kecamatan Kotanopan. Salam penasaran!!!
Ref. Foto : Kotanopan Madina