Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Mijan

21 Januari 2019   12:05 Diperbarui: 21 Januari 2019   12:54 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ref. Foto : pixabay

"Apa hape tivi? Layarnya terlalu kecil!" Itu protes anak-anak ketika aku memutuskan mengganti seluru hape kami dengan hape china yang ada tivinya.

"Lagi pula, hape kodian begitu, malu, Ma!"

"Terserah! Bagi siapa saja yang tak mau menurut kemauan Mama, jangan menyesal tak bisa bebas menonton tivi." Aku merengut.

"Okelah! Tapi hape kita jangan dijual dong! Jangan tukar-tambah, begitu!"

"Bodo! Siapa yang tak mau, sudah! Papa kalian benar. Acara tivi memang banyak yang tak bagus. Biarlah dia menonton fauna saja. Ketimbang dia senewen, lalu tak bisa mencari nafkah, bagaimana?"

Semua terdiam. Meskipun menggerutu panjang-pendek, akhirnya semua mengganti hape lama dengan hape yang ada tivinya.

Kondisi kembali aman seperti yang sudah-sudah. Kami anak-beranak tak ambil pusing lagi tentang perebutan remote. Mijan mau seharian di depan tivi, mau semalaman, mau berminggu-minggu, terserah!

Hingga suatu senja sepulang arisan, aku kebingungan mencari Mijan. Hari libur begini, apalagi menjelang maghrib, banyak acara fauna di tivi. Tapi ini, tivinya saja dalam posisi mati. Aneh, giliran hape sudah diganti, Mijan malahan seperti mulai ogah menonton tivi.

"Pa, Papa di mana?" jeritku.

Mpok Nem keluar dari kamar dengan rambut kusut. Habis tiduran dia! Wajahnya mendadak cerah. "Nah, kebetulan nggak ada yang nonton tivi, bisa lihat dangdutan, dong!" ucap Mpok Nem.

"Eh, malah senyam-senyum! Mana Tuan?" Pikiranku tak tenang. Jangan-jangan rambut kusutnya bukan lantaran habis tiduran, melainkan habis yang lain. Jangan-jangan Mijan.... Awas, ya! Kebiasaan sekarang, kalau istri sedang tak di rumah, Tuan Besar sering menyatroni pembantunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun