Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Laula Anak Papua (Cernak)

17 Januari 2019   15:18 Diperbarui: 17 Januari 2019   15:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Hampir satu bulan Laula menghuni kelas IVA, tapi hanya Bambang dan Ombik yang mau berteman akrab dengannya. Sewaktu akan diadakan turnamen sepak bola antar sekolah SD sekecamatan, Bambang mengusulkan agar Laula juga diikutkan. Anak-anak yang lain ingin protes. Namun, mereka tak bisa membantah, karena selain ketua kelas, Bambang juga kapten tim sepak bola di SD Satu Nusa. Pak Anton sangat setuju Laula masuk tim, karena dia tahu orang dari Timur bisanya jago bermain sepak bola.

Anak-anak kelas IVA ragu kemampuan Laula bermain sepak bola. Tubuhnya yang kurus dan tak berotot, membuat mereka yakin dia hanya akan membuat SD Satu Nusa kalah.

"Kau pasti bisa!" kata Bambang dan Ombik meyakinkan Laula saat mereka latihan

Ternyata Laula memang hebat bermain sepak bola. Tapi, selain Bambang, Ombik dan beberapa anak yang tergabung dalam tim sepak bola, rata-rata anak kelas IVA tetap menganggap remeh Laula.

Hampir tiga bulan mereka berlatih, tibalah turnamen sepak bola SD sekecamatan digelar. Tetap saja anak-anak kelas IVA ragu terhadap kemampuan Laula. Tapi, keraguan mereka terbantahkan dengan penampilan anak Papua ini di lapangan hijau. Jangankan anak SD Satu Nusa yang berdecak kagum, anak SD lain pun selalu cemas jika bola berada di kaki Laula.

Lambat-laun semua anak kelas IVA tak lagi menjauhi Laula. Mereka malahan sangat bangga memiliki teman yang jago bermain sepak bola. Pada saat pertandingan final antara SD Satu Nusa dan SD Negeri 1 dilangsungkan, seluruh anak kelas IVA dengan tulus meneriakkan nama Laula.

Rasa bangga mereka berteman seorang Laula semakin hebat, tatkala SD Satu Nusa bisa mengalahkan SD Negeri 1 dengan nilai yang telak, yakni 3 : 0. Sejak saat itu,  anak-anak kelas IVA semakin akrab dengan Laula..

"Bam, aku belum tahu kau itu asal dari mana sebenarnya," ucap Laula saat mereka berada di kelas menunggu Pak Anton  datang.

"Bingung, kan? Kau mungkin menebak aku orang Lampung, ya?" Bambang tersenyum.

"Ah, kau bukan orang Lampung. Aku tahu dari namamu, kau itu orang Jawa!" seru Laula bersemangat. Ombik terkekeh dan Bambang tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun