Untuk kedua kalinya lamunanku dileburkan oleh Bawahan Si Kepala Sipir. Ah, ingin sekali kumendengarkan lagu "I Shot The Sheriff" dari Bob Marley. Bawahan Si Kepala Sipir itu menyuruhku untuk bersandar. Aku tidak tahu apa yang kusandarkan, namun terasa seperti kayu kasar yang tidak diamplas. Setelah itu, lenganku diikat mengitari bagian belakang tubuh kayu kasar yang tak diamplas ini.Â
Cuaca hari ini sangat panas dan membuatku gerah, sehingga membuat pikiranku kacau. Ingin kukatakan kepada Bawahan Si Kepala Sipir bahwa aku ingin sekali lagi menenggak bir impor, namun apa daya, mulutku juga dilakban.
Terdengar dari kejauhan orang sedang berbicara. Mungkin sekitar lima sampai enam orang. Kemudian aku menyibukkan diriku dengan bersenandung lagu "I Shot The Sheriff" dari Bob Marley di dalam hati yang menurutku pas dengan suasananya
"i shot the sheriff
but i didn't shoot no deputy, oh no! oh!
i shot the sheriff
but i didn't shoot no deputy, ooh, ooh, oo-ooh."
Ketika sedang asyiknya bersenandung, aku mendengar orang berteriak secara lantang. Aku tidak tahu apa maksud dari dia. Aku hanya mendengar seperti aba-aba.
"Bersiap!"
Seperti itu suaranya dengan suara pengiring kokangan senapan setelahnya.
"Satu,"