Mohon tunggu...
Rifaniola Panca ranie
Rifaniola Panca ranie Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Saya adalah seorang mahasiswa psikologi yang bercita-cita menjadi HR di sebuah perusahaan ternama, ambisi saya berangkat dari motivasi yang kuat untuk maju.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Single Parent and I'ts Impact on Children's Emotional Intelligence

30 Mei 2023   18:41 Diperbarui: 30 Mei 2023   18:49 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Balson (dalam Yuniardi & Djudiyah, 2011)dalam keluarga single parent, peran ganda orang tua dalam memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua dapat menghambat hubungan antara anak dan orang tua. Kondisi ini sering kali membuat orang tua dan anak kesulitan dalam beradaptasi dan menerima situasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara anggota keluarga, terutama saat anak berada dalam masa remaja. Konflik tersebut dapat berdampak negatif pada perkembangan emosi remaja dan menghambat proses kematangan emosional mereka(Nashukah, Farokhatin, n.d.)

Menurut Munandar (2000), remaja yang tinggal dalam keluarga dengan orang tua tunggal cenderung mengalami pola pengasuhan yang tidak lengkap, yang dapat berdampak pada kematangan emosional mereka. Dampak tersebut dapat meliputi kecenderungan menjadi pemarah, suka melamun, dan kecenderungan untuk menyendiri. Meskipun demikian, tidak semua remaja yang berada dalam situasi keluarga ini akan mengalami dampak psikologis yang sama.

Fakhruddin (1999) mencatat bahwa ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa banyak remaja yang memiliki kekurangan dalam kecerdasan emosional, sehingga rentan terpengaruh oleh hal-hal negatif. Contohnya adalah kasus perkelahian di antara pelajar yang dipicu oleh aksi balas dendam, adanya kebencian yang diturunkan dari kakak kelas, konflik yang timbul dari saling tatap, serta insiden tersenggol tanpa sengaja yang semua hal tersebut mengakibatkan kerusakan keamanan dan kerugian.

Strategi untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak

Mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak memiliki kepentingan yang besar. Dengan memberikan perhatian sepenuhnya dan meluangkan waktu untuk berbicara, orang tua dapat membangun rasa percaya, memahami perasaan anak, dan membantu mereka mengungkapkan emosi secara sehat.

Selain itu, mengajar anak untuk mengenali dan mengekspresikan emosi mereka adalah langkah yang penting. Dorong mereka untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang tepat, melalui seni, atau melalui aktivitas fisik seperti olahraga. Juga, bantu mereka memahami bahwa semua emosi memiliki nilai dan penting untuk dipahami(Nashukah, Farokhatin, n.d.)

Terakhir, dalam situasi sebagai orang tua tunggal, orang tua dapat mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung yang memiliki pengalaman serupa. Terlibat dalam komunitas yang memahami tantangan yang dihadapi oleh orang tua tunggal dapat memberikan dukungan emosional dan praktis yang sangat dibutuhkan.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dalam kematangan emosional remaja tergantung pada struktur keluarga. Dengan kata lain, keluarga dengan struktur yang lengkap dan keluarga single parent memiliki akibat  yang berbeda terhadap kematangan emosional remaja.

Keberadaan orang tua yang berperan dengan baik pada suatu keluarga menjadi faktor penentu awal bagi perkembangan emosional anak. Jika salah satu dari kedua orang tua tersebut tidak ada, maka fungsi keluarga menjadi tidak lengkap atau tidak sempurna, yang dapat menghambat kematangan emosional anak(priatini, woro, n.d.)

 Ahmadi (2007) menjelaskan bahwa keluarga yang lengkap terdiri dari ayah, ibu, dan anak, di mana kedua orang tua tersebut memiliki peran yang bulat sebagai orang tua terhadap anak mereka dan memberikan perhatian penuh terhadap tugas-tugas mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun