Pada ayat 155 Quraish Shihab menjelaskan bahwa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan (bahan makanan) merupakan ujian dari Allah SWT. Untuk menguji kesabaran manusia (Rahman et al., 2022).Â
Dalam surah al-Baqarah ayat 156 tersebut dijelaskan bahwa musibah merujuk pada segala sesuatu yang menimpa seorang mukmin dan sering kali berkonotasi dengan kejadian yang buruk atau tidak diharapkan. Dalam konteks ini, Islam mengajarkan agar seorang mukmin mengucapkan kalimat "Inna lillahi wa inna ilaihi ra'jiun" yang artinya "Kami berasal dari Allah dan kepada-Nya kami kembali." Melalui ucapan ini, mukmin diingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah SWT. Jika demikian, manusia telah menyerahkan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya.
Dari penjelasan di atas terlihat bagaimana Al-Qur'an dan stoikisme memiliki keselarasan terkait langkah dalam mencintai kehidupan dan mengendalikan emosi negatif untuk mencapai kebahagiaan. Namun langkah yang diberikan Al-Qur'an bukan saja petunjuk mengatasi kesulitan dan kesedihan semata, tetapi juga petunjuk menuju jalan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Daftar Pustaka:
Bariyah, K. (2021). Analisis Strategi Pembelajaran Alquran. Hijaz: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 1(1), 1--5. https://jurnal.medanresourcecenter.org/index.php/HIJ/article/download/67/51
Fitri, H. U., Syarifuddin, A., & Mayasari, A. (2021). Konsep Stoisisme untuk Mengatasi Emosi Negatif Menurut Henry Manampiring. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 3(2). https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bocp/article/view/116
Rahman, T., Pertiwi, L., & Batubara, A. (2022). Hakikat Kebahagiaan Hidup: Konsensus antara Al-Qur'an dan Filsafat Stoikisme. Jurnal Riset Agama, 2(3), 807--821. http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jra/article/view/19326