Mohon tunggu...
Rifangga Alfarezi
Rifangga Alfarezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hallo, nama saya Rifangga Alfarezi, lahir di Brebes tanggal 2 Juli 2004, dan sekarang tinggal di Jakarta Selatan, tepatnya di Setiabudi. Saya memiliki hobi membaca buku tentang filsafat, motivasi, konspirasi, dan novel. Saya juga memiliki ketertarikan untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah pikiran atau tentang mental seseorang, saya juga suka mendengarkan orang bercerita kepada saya, dan sebaliknya saya juga suka bercerita kepada seseorang. Saya juga menyukai beberapa video game yang saya mainkan saat sedang jenuh. Konten yang membuat saya tertarik adalah tentang filsafat, konspirasi, dan motivasi yang membangun, karena konten-konten tersebut menantang untuk didiskusikan bersama teman-teman. Saya mempunyai kepribadian yang bisa dibilang menyesuaikan keadaan, jika saya berada di keramaian biasanya saya akan menyesuaikan keadaan tersebut, dan jika saya berada di kesendirian, hal yang sering saya lakukan belakangan ini adalah membaca buku dan menulis di sebuah buku kecil yang saya bawa kemana-mana. Saya memiliki tujuan hidup yaitu ibadah dan mendapatkan ridho dari Allah SAW. dan membantu banyak orang. Saya memiliki mindset bahwa hidup harus terus berkembang setiap harinya, walaupun hal kecil sekalipun, karena ibaratnya seperti pohon, jika pohon itu berhenti bertumbuh, berarti pohon itu mati, sedangkan jika pohon itu bertumbuh setiap harinya, maka pohon itu hidup, sama halnya seperti manusia, jika manusia berhenti berkembang dalam artian pemikiran, ilmu, dan hal yang positif lainya, maka manusia itu mati, dan jika manusia itu berkembang walaupun sekecil apapun, manusia itu terbilang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keselarasan Stoikisme dan Ajaran Al Quran dalam Meraih Kebahagiaan

10 Juli 2023   00:43 Diperbarui: 10 Juli 2023   02:20 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang berbahagia (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-siluet-sekelompok-orang-yang-melompat-selama-golden-time-1000445/) 

Konsep amor fati yang ditawarkan filsafat stoikisme ini memiliki keselarasan yang sama terhadap konsep syukur yang ada di dalam Al-Qur'an sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Konsep syukur yang terdapat di surah Ibrahim ayat 7 ada di dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

Imam al-Qurthubi menerangkan ayat di atas bahwa dengan bersyukur seseorang akan memperoleh kebahagiaan, kesempurnaan, serta tambahan nikmat. Syukur akan menjaga nikmat yang telah ada sebagaimana nikmat yang telah hilang kembali (Rahman et al., 2022). 

Ilustrasi orang yang menjalani hidup dengan damai (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-pria-saling-menunjuk-2750174/) 
Ilustrasi orang yang menjalani hidup dengan damai (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-pria-saling-menunjuk-2750174/) 
Salah satu prinsip yang ada diajaran stoikisme adalah hidup bebas dari emosi negatif, menjalani hidup damai dan hidup mengasah kebajikan (virtue), yaitu: kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri (Rahman et al., 2022).

Menurut stoikisme kebahagiaan yang sejati bersumber dari hati, sehingga manusia tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan jika hanya mengandalkan sesuatu yang tidak dapat dikendalikannya sebab tidak rasional. Seperti opini dan sikap orang lain, popularitas, kekayaan, dan lainnya (Rahman et al., 2022).

Konsep di atas memiliki kesamaan dengan konsep sabar dalam manajemen emosi yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Konsep sabar terdapat di dalam Al-Qur'an surah al-Baqarah ayat 155-156 sebagai berikut: 

 

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"

 

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun