Mohon tunggu...
rifan fauzan
rifan fauzan Mohon Tunggu... Freelancer - sebagian imaji

buah tukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Dominan Suku Jawa

15 Juni 2022   20:17 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:25 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebudayaan memang merupakan sebuah nilai yang sangat melekat dan menjadi ciri khas, di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan tersebut dikarenakan adanya banyak etnik atau suku yang bermacam macam yang ada di setiap pulau di Indonesia bahkan dalam satu pulau masih terbagi menjadi banyak sekali etnik yang menjadi ciri khas di Indonesia. Ada lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia menurut sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. 

Suku Jawa atau etnik Jawa tidak hanya berada di Pulau Jawa saja melainkan tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu alasan mengapa banyak suku Jawa yang berada di luar Pulau Jawa dikarenakan salah satunya adanya program transmigrasi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sendiri. Suku Jawa merupakan suku yang mempunyai populasi yang terbanyak di Indonesia, oleh karena itu bukan hal aneh bahwa banyak orang atau orang suku lain dapat mengenal atau mengetahui sifat bahkan kepribadian orang Jawa. Hal tersebut dikarenakan dalam sebuah daerah, kelompok atau organisasi bahkan universitas banyak sekali terdapat orang dari suku Jawa bahkan sebagian banyaknya merupakan mayoritas. Jika dilihat dari jumlah populasi saja Pulau Jawa merupakan pulau yang paling padat yang berada di Indonesia. 

Menurut penelitian yang melibatkan responden dari 3 suku yaitu suku Jawa, Bugis, dan Batak yang tercantum dalam Buku Komunikasi Antarbudaya (Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya) karya Deddy Mulyana menyebutkan bahwa orang-orang suku Jawa mempunyai sifat ramah tamah, sederhana, halus pembawaannya dan menghormati adat istiadat. Tiap daerah tentunya juga mempunyai sifat yang menjadi ciri khas orang orangnya yang bisa juga disebut stereotip dari pandangan pihak atau suku lain. Perbedaan ekonomi, struktur sosial, agama, norma-norma, gaya interaksi, pemikiran serta sejarah lokal, dapat menjadi mengapa perbedaan-perbedaan sifat tersebut dapat terjadi.

Penulis merupakan orang yang berasal dari suku Jawa tepatnya di Temanggung Jawa Tengah. Hal-hal yang berkaitan dengan ciri khas sifat yang telah disebutkan di atas merupakan sebuah hal yang penulis akui. Hal yang menjadikan orang-orang suku Jawa mempunyai sifat yang ramah tamah dikarenakan salah satunya adalah sifat tidak enakkan terhadap orang lain, alasannya adalah sifat menghormati satu sama lain yang masih tinggi dan karena mungkin bawaan dari kebudayaan kebiasaan lokal yang masih kental. 

Orang-rang suku Jawa, dalam kasus ini adalah di daerah penulis sendiri masih mempercayai atau menghormati adat istiadat sampai sekarang dengan masih melakukan kegiatan kegiatan yang telah menjadi kebudayaan lokal sendiri. Sebagai contoh ketika dalam menyambut puasa di bulan Ramadhan, ada kegiatan adat yang namanya Sadranan. Kegiatan Sadranan ini dilakukan untuk sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME. Tidak hanya itu orang-orang Jawa juga mempunyai sifat ramah tamah yang juga disebutkan dalam buku karya Deddy Mulyana bahwa dua suku lain, Batak dan Bugis terdapat indikator yang tinggi yang menyebutkan bahwa orang-orang Jawa merupakan orang-orang yang bisa diajak bekerja sama dalam berbagai bidang kehidupan. Disebutkan lagi hal tersebut dikarenakan sifat ramah tamah yang membuat orang dari suku lain menjadi segan dan merasa dihormati.

Dalam daerah peneliti juga ramah tamah menjadi sebuah ciri khas yang melekat dalam keseharian, contohnya ketika penulis mengajak teman-teman yang berasal dari luar suku bahkan luar pulau untuk berkunjung ke daerah penulis, mereka mendapati ketika berinteraksi dengan orang-orang menyebutkan bahwa sopan dan ramah tamah menjadi hal yang dominan. Dan juga karena mereka juga sudah mengenal kepribadian penulis yang merupakan cerminan orang suku Jawa, sehingga mereka juga tidak terkejut atau sudah tahu bagaimana berinteraksi dengan orang-orang suku Jawa.

Dalam setiap komunikasi dan interaksi yang dilakukan tentunya kita mengharapkan sesuatu yang baik. Dalam komunikasi secara spontan atau kita masuk ke dalam ranah yang berbeda dalam konteks ini adalah kebudayaan yang berbeda kita tentunya harus siap dengan keadaan yang akan kita hadapi. Geger budaya pasti pernah dilalui hampir seluruh manusia, yang disebabkan oleh ketidaksiapan atau kurangnya pengetahuan di lingkungan yang baru. Dalam hal ini bagaimana untuk mengantisipasi atau melalui hal tersebut adalah memperbanyak pengetahuan dengan bergaul dengan banyak orang yang tentunya berbeda latar belakang sehingga mengasah kemampuan adaptive ability yang baik, hal ini penting karena Indonesia sendiri merupakan negara yang multikultur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun