Maka, implementasi masyarakat dalam penggunaan istilah 'orang yang terbuka' harus memenuhi sasarannya. Jika tidak tepat pada sasarannya maka korelasi pemaknaannya akan tidak sesuai pada situasi tutur sehingga akan mengalami disruptif makna.
Dengan demikian, konklusi pemaknaan istilah 'orang yang terbuka' sudah semakin jelas. Jika, dilihat dari analisis tentang kata tertutup yang merujuk kepada sifat. Maka, kata terbuka juga dapat merujuk pada makna yang menyatakan sifat. Jadi, jika ditambahi kata dasar lain yaitu 'orang', akan bermakna menyatakan sifat seseorang yang terbuka.
Seseorang yang terbuka adalah orang yang ingin dirinya berikut mengenai mental, perasaan, dan pikiran diketahui oleh orang lain. Orang yang terbuka juga sering dilabeli orang yang jujur, orang yang terbuka juga dimaknai sebagai orang yang mau berbicara di depan umum (public speaking).
Istilah lain dari kata orang yang terbuka yaitu dikenal juga sebagai orang yang ekstrovert, sedangkan orang yang tertutup dikenal sebagai orang yang introvert.Â
Dengan demikian, berdasarkan pembentukan proses istilah frasa 'orang yang terbuka' dibentuk oleh pergeseran antara masing-masing makna dari kata dasar tersebut sehingga menemui dan membentuk sebuah istilah lazim yang sering digunakan dalam berkomunikasi di masyarakat.
"Jadilah orang yang terbuka, agar diri Anda dikenal oleh orang lain"
Referensi:
Suwardjono. (1990). Pedoman umum pembentukan istilah. Ed 2. Jakarta: Kemendikbud.
Susanti. E. (2016). Glosarium kosakata bahasa Indonesia dalam ragam media sosial. DIALEKTIKA: Jurnal Bahasa. 3 (2). 229-250.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H