Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Memegang Omongan

8 September 2021   19:42 Diperbarui: 8 September 2021   19:49 5279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keseringan atau kebiasaan dalam berbahasa terkadang membuat seorang pengguna bahasa akan terbiasa terhadap sesuatu yang diucapkannya. Apapun itu bahasanya, katanya, maknanya, dan dialeknya. Contoh, tanpa kita sadari sudah berapa banyakkah kata yang kita ucapkan ini mengetahui maknanya? Mungkin tentu tidak terhitung.

Apabila memantik pada fenomena berbahasa tersebut, bukan hanya sebuah kata tunggal saja, melainkan dari kata-kata itulah yang membentuk sebuah frasa hingga kalimat yang diucapkan tak tahu maknanya. Saya akan mengambil sebuah frasa fenomenal yang terbilang sangat sering diucapkan entah dalam ragam lisan maupun tulisan. Kata itu adalah kata 'memegang omongan'.

Apakah Anda tahu makna kata 'memegang omongan'. Saya sendiri pun sering menggunakannya, apalagi digunakan ketika berbicara kepada orang yang omongannya tidak bisa dipegang. Ups, baru saja katakan, sudah tertuliskan saja kata-katanya. Memang, frasa 'memegang omongan' sangat mudah dikatakan dalam ragam apapun dan dalam kondisi apapun.

Mengulik frasa tersebut akan menjadi panjang lebar, walau sebenarnya cukup singkat jika memberi tahu maknanya. Namun, alangkah baiknya apabila diulur-ulur terlebih dahulu. Kenapa? Agar Anda dan para pengguna frasa 'memegang omongan' dapat mengetahui tentang frasa fenomenal ini.

Anda punya teman? Punya kekasih? Punya sahabat? Suka berbicara? Bawel? Omongannya banyak? Suka cerita? Apalagi suka ada yang gibah?

Sssttt! Hati-hati jika ada teman Anda atau apalagi kekasih Anda yang tidak bisa memegang omongan. Maksud bagaimana? Coba Anda ingat-ingat, apakah teman atau kekasih Anda pernah berkata yang indah atau menjanjikan yang manis-manis (eits, bukan cokelat, ya, itu mah enak), maksudnya ucapan yang terkesan manis, rayuan, tetapi omongannya tidak bisa dipegang. Eits, lagi-lagi mengatakan memegang omongan.

Oke, jadi begini, memegang omongan adalah sebuah frasa yang terdiri dari dua kata yang diimbuhkan, yaitu kata mem-(pegang) dan omong-an. Kata memegang memiliki arti atau makna yang banyak salah satunya yang berkaitan dengan kata omongan, yaitu 'menjalankan'. Arti menjalankan bukanlah menggerakkan sebuah omongan, bukan memindahkan sebuah omongan, melainkan menepati atau melaksakan.

Menepati atau melaksanakan apa? Menepati atau melaksakan sebuah omongan. Berdasarkan arti atau maknanya, omongan adalah sebuah perkataan, percakapan, dan pembicaraan yang diucapkan oleh penutur kepada mitra tuturnya. Jadi, konklusinya bagaimana? Konklusi memegang omongan adalah menepati atau melaksanakan perkataan;percakapan;pembicaraan orang tersebut kepada lawan bicaranya.

Contohnya bagaimana? Contohnya sudah banyak yang Anda lakukan kepada lawan tutur Anda. Ya, tak usah jauh-jauh, seperti omongan pacar Anda. Apakah Anda suka dibuat melayang dengan omongannya yang begitu merasa tentram, tetapi berujung kekecewaan karena omongannya yang diucapkan kepada Anda tidak bisa dipegang? Jika, iya. Berarti kekasih Anda tidak bisa memegang omongannya.

Saya akan sebuah kalimat mengenai frasa memegang omongan. Berikut kalimatnya "Bro, pinjam uang, janji minggu depan gue ganti"

SATU TAHUN KEMUDIAN...si pemberi utang sudah lupa dan yang mengutang entahlah.

Kalimat selanjutnya yaitu omongan-omongan manis yang mungkin sering sekali berhasil membuat Anda melayang-layang, yaitu "Sayang, aku sangat mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpa dirimu".

SATU TAHUN KEMUDIAN...si pengucap omongan itu masih sehat wal afiat setelah meninggalkanmu. Sedih bukan? Ya. Jadi, berhati-hatilah dengan orang yang tidak bisa memegang omongan.

Makna lain dari frasa memegang omongan tidak terpatri pada makna menepati/melaksanakan sebuah perkataan;percakapan; dan pembicaraan saja, tetapi lebih kepada konsistensi dan tanggung jawab seseorang terhadap perkataannya.

Kita sebagai pengguna bahasa sejak lahir yang sudah terdidik oleh bahasa ibu, lalu mengenal bahasa kedua melalui sekolah seharusnya membuat kita terkonsepsi pada kekonsistensian dan tanggung jawab terhadap perkataan yang kita ucapkan, baik melalui lisan maupun tulisan.

Makna memegang omongan ini sebenarnya sangat mendalam, tidak hanya sekadar ucapan belaka tanpa mengetahui maknanya. Makna memegang omongan lebih tepatnya mengarah kepada sebuah kejujuran, kekonsistenan, dan tanggung jawab seseorang.

Jadi, korelasi dari pemaknaan frasa memegang omongan sangat bermakna pada jati diri si pengguna bahasa. Jika, si pengguna bahasa tersebut mendalami makna memegang omongan, maka di situlah kejujuran, kekonsistenan, dan tanggung jawab menyertai. Jadi, tepatilah omongan-omongan yang diucapkan Anda dan telah dipegang oleh mitra tutur Anda.

Berbahasa juga mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi pada kejujuran, kekonsistenan, dan tanggung jawab.

(1) jujur terhadap bahasa yang Anda gunakan bahwa bahasa dan kata-kata Anda benar apa adanya.

(2) konsisten terhadap penggunaan bahasa yang tepat, baik, dan benar sesuai dengan kondisinya.

(3) tanggung jawab terhadap konsekuensi kesalahan berbahasa, penyalahgunaan bahasa sebagai identitas negara dan jati diri suatu bangsa.

Semoga bermanfaat dan selalu utamakan bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun