Memburu merupakan suatu hobi atau kegiatan yang dimiliki manusia dalam banyak hal, seperti istilah memburu binatang, memburu kejahatan, dan memburu waktu. Namun, memburu yang ini berbeda, yaitu memburu kata.
Dari definisinya saja, kata memburu berarti mengejar, menangkap, dan berusaha mendapatkan sesuatu yang ingin dicapai. Memburu bintang, banyak dilakukan oleh para pencinta dunia liar.
Memburu kejahatan banyak dilakukan oleh para aparatur negara, seperti polisi. Memburu waktu banyak dilakukan oleh para pekerja keras agar tidak terlambat sampai ke tempat tujuan.
Bagaimana dengan memburu kata? Memburu kata adalah frasa dari dua kata dasar yaitu memburu dan kata. Memburu kata berarti mencari-cari sebuah kata yang mengalami kesalahan atau kesenjangan pada aturan bahasa. Memburu kata dilakukan oleh para pemerhati bahasa, peneliti bahasa, yang matanya sudah memiliki kepekaan terhadap kata yang bertentangan dengan kaidah bahasa.
Para peneliti atau pemerhati bahasa, matanya jelalatan. Jelalatan bukan kepada wanita, bukan kepada hal liar lainnya, melainkan jelalatan melihat kata-kata yang tidak berkonstruksi dengan baik. Maka, perilakunya seolah-olah sedang memburu kata.
Hal itu pernah dilakukan oleh seorang peneliti, yaitu senior saya di kuliah, dalam melakukan penelitiannya, ia mencari sebuah makna-makna kata di sebuah reklame yang terdapat kesenjangan dalam hal berbahasa.
Sulit? Ya, tentu saja. Memburu bukanlah suatu hal yang mudah, melainkan perlu adanya kegigihan dan kerja keras. Sama halnya dengan memburu yang lain, misal memburu hewan saja butuh kejelian, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi, kalau tidak ada itu semua, gagallah pencapaiannya.
Begitu juga dengan memburu kata, memburu kata tidak baku, sangatlah mudah, tetapi memburu kesenjangan bahasa yang lainnya butuh ketelitian dan kesabaran.
Baiklah, kita sedikit bercerita tentang memburu kata dari kacamata seorang peneliti, ambil saja contoh seorang peneliti bahasa dari beberapa mahasiswa tingkat akhir jurusan bahasa.
Perjalanan empat tahun kuliah segera berakhir, para mahasiswa memasuki semester akhir perkuliahan. Para mahasiswa dituntut mengerjakan skripsi sebagai syarat melengkapi gelar kesarjanaan. Maka, para mahasiswa berbondong-bondong dengan mencari subjek dan objek penelitiannya yang akan dijadikannya sebagai judul.