Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Salah Tik Jadilah Ketik

9 Februari 2021   07:03 Diperbarui: 10 Februari 2021   19:52 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen olah pribadi dari Keepo.me

"Jangan sampai salah ketik, nanti gue bingung bacanya."

Penggalan kalimat di atas, secara sekilas apakah mata kita merasa gatal terhadap suatu kesalahan bahasa yang terjadi di atas?

Apabila kita perhatikan dengan saksama pun tetap sulit menemukan kesalahan kata pada kalimat di atas. Banyak kerabat yang saya tanyakan, kata yang salah pada kalimat di atas apa? Jawabannya pun sama, tidak ada yang salah.

Baiklah kalau begitu, saya akan menilik kesalahan kata yang terdapat pada kalimat di atas secara saksama. Dalam problematika bahasa, kita hidup tidak luput dari bahasa, dan juga tidak luput dari kesalahan berbahasa.

Kita tidak bisa menjamin dan memaksa seseorang untuk sempurna dalam berbahasa. Berbahasa sesuai dengan konteks saja, itu sudah sangat baik.

Dalam neurolinguistik, setiap manusia memiliki kapasitas yang berbeda dalam memahami sebuah bahasa di dalam otak, hanya beberapa persen orang yang mampu dan mau mempelajari ilmu bahasa atau bahasa Indonesia secara luas.

Maka dari itu, kesalahan bahasa tidak akan pernah hilang dari dunia pertuturan. Oke, mari kita kembali lihat kalimat di atas, yang mungkin kita anggap tidak ada masalah. Namun, jika diperhatikan baik-baik, kita akan menemukan sebuah kesalahan kecil yang biasa kita lakukan.

Kesalahan itu adalah kata ketik. Muncullah banyak pertanyaan setelah saya memberi tahu kalau yang salah pada kalimat di atas yaitu kata ketik. Teman saya pun bersikukuh terhadap pernyataan saya bahwa kata ketik itu salah.

Teman saya pun langsung bertanya, "salah dari mananya kata ketik itu? Kok bisa salah? Biasanya juga gitu." Saya langsung menarik garis merah pada kata "biasanya" kebiasaan inilah yang membuat suatu kesalahan menjadi terlihat benar.

Pada umumnya, kesalahan berbahasa terjadi karena kebiasaan pertuturan di masyarakat. Itu tidak dapat dimungkiri lagi, kalau kita tidak akan lepas dari kesalahan berbahasa, tetapi setidaknya kita dapat meminimalisasi kesalahan.

Kata ketik adalah kesalahan kata tidak berkaidah bahasa Indonesia. Berdasarkan KBBI kata ketik memiliki arti kaki cengkerik. Cengkerik adalah jangkrik (gryllus mitratus). Jadi, ketik itu adalah sebuah kaki jangkrik.

Berarti kalimat di atas akan bermakna seperti ini: Jangan sampai salah ketik (kaki jangkrik), nanti gue bingung bacanya.

Teman saya pernah ditegur oleh dosen, ketika ia mengetik pesan di dalamnya terdapat kata "ketik", dosennya pun langsung mengoreksi, bukan ketik melainkan tik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun