Tidak terasa tahun 2020 berlalu dengan cepat. Rasanya seperti berkelana dalam mimpi ketika terlelap. Tidak banyak hal dan momen yang dapat dikumpulkan sebagai cerita untuk tahun depan, karena pandemi memupuskan harapan.
Semua itu tidak akan boleh terjadi. Momen dan cerita tahun 2020 ini harus berkesan manis, walau tidak banyak, tetapi harus akan berkesan, jangan biarkan pandemi merusak kebahagiaan.
Kebahagiaan bisa datang dari mana saja, dipenghujung tahun 2020 ini, tak terasa membawa kita serasa tahun 2020 hanya dua bulan. Jika, merasa tahun 2020 hanya dua bulan, jadikan rasa itu menjadi kebahagiaan.
Kebahagiaan tidak dapat diukur dengan pandangan yang mewah. Kebahagiaan datang dimulai dari keluarga. Keluarga adalah sumber dari segala kebahagiaan. Namun, bagaimana yang tidak memiliki keluarga secara lengkap?
Keluarga tidak hanya dari hubungan yang sedarah saja. Keluarga dari mana saja, kita sebagai bangsa Indonesia pun adalah keluarga, kita semua saudara setanah air. Kita bukan sedarah, tetapi kita ibu pertiwi.
Secara harfiah yang juga tertuang di dalam KBBI, keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar dari masyarakat. Kekerabatan inilah yang disebut dengan keluarga.
Jadi, bagi yang tidak memiliki keluarga lengkap atau mungkin ada yang keluarga sedarahnya bukan sumber kebahagiaan. Namun, bisa jadi sumber kebahagiaannya justru berasal dari keluarga yang bukan sedarah, yaitu keluarga dalam kekerabatan.
Dengan adanya keluarga sebagai sumber kebahagiaan, kita dapat berbagi kebahagian dengan antarsesama anggota keluarganya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh sebagian anggota kelas suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, yaitu saya bersama teman-teman.
Anggota kami yang ikut hadir terdiri dari belasan orang pun bisa saling berbagi kebahagiaan, walau hanya dengan melakukan kegiatan bakar-bakar, liwetan, dan menginapn bersama. Kegiatan ini dilakukan untuk menikmati liburan menjelang akhir tahun dan akhir semester perkuliahan.
Dalam kebersamaan ini kami saling menyantuni satu sama lain, membangun sebuah keeratan  yang bukan dari keluarga sedarah. Namun, saling berpegang teguh dalam kasih.
Kehangatan kobaran api dari bara untuk bakar-bakar membangun semangat dan gelak tawa. Kegiatan ini pun mendisplai visual kebahagiaan, yang terpancar dari raut wajah kami.
Dengan cara ini saja kami sudah saling berbagi, memberi, dan menyantuni sebuah kebahagiaan yang sederhana. Namun, penuh dengan makna. Walau kami tidak sering bertemu seperti dahulu, karena dihadang oleh pandemi, membuat suka cita kami semakin terluapkan.
Perbedaan mendasar yang kami alami, karena pertemuan yang terjeda oleh pandemi, yaitu canggung yang menyelimuti, walau tidak lengkap anggotanya. Namun, sudah dapat terobati rasa rindu kumpul bersama dalam kelas.
Kebersamaan yang didasari oleh ikatan kekerabatan adalah sumber kebahagiaan yang paling utama. Bahagia itu tidak mahal, bahagia itu tidak harus didasari dengan uang, tetapi bahagia itu adalah ketika dapat berkumpul bersama keluarga, apa pun keluarganya.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam meraih kebahagiaannya. Namun, berbagi kebahagiaan kepada orang lain dan membuat orang tersebut bahagia adalah buah yang manis dari sebuah kebahagiaan.
Berbagi kebahagiaan tidak harus memberikan sebuah yang mahal, menyantuni suatu yang mahal, karena kadar ekonomi orang tidaklah sama. Namun, berbagi kebahagiaan cukup dengan memberi kebersamaan, menolong, peduli, dan menyantuni satu sama lain dengan gotong royong antarsesama keluarga.
Begitulah cara yang kami lakukan dalam berbagi kebahagiaan antarsesama umat manusia. Uang memang bisa membuat orang bahagia. Namun, uang tidak akan berarti tanpa adanya keluarga. Keluarga antarsesama umat manusia, antarsesama warga negara Indonesia.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI