Indonesia. Mungkin ada yang diketahui, tetapi tidak seberapa, hanyak segelintir tokoh.
Sejak zaman kita kanak-kanak, bahkan saya pun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar, hingga lulus SMA tidak mengenal atau mengetahui tokoh-tokoh pahlawan kebahasaanKebahasaan Indonesia, bisa kokoh seperti saat ini, selain berkat Tuhan Yang Maha Esa, juga berkat perantara para tokoh pahlawa kebahasaan Indonesia, yang berjuang dengan ilmu kebahasaan, untuk menjadikan bahasa Indonesia dapat diterima masyarakat luas.
Menjadi seorang pelopor, tokoh, atau pahlawan tidaklah mudah. Perlu adanya niat yang suci dan kegigihan untuk meluruskan niat, menjadikan tujuan yang diharapkan tercapai. Pahlawan adalah orang-orang yang berjasa dalam bidangnya untuk kepentingan bersama dan kemajuan generasi yang akan datang.
Setiap tahunnya, pada tanggal 10 November, selalu diperingati sebagai hari pahlawan. Namun, ada perlu ditanyakan, adakah yang mengenal tokoh pahlawan kebahasaan Indonesia untuk anak-anak generasi sekarang? Siapa tokoh pahlawannya? Bagi yang belum tahu, inilah penjelasan secara singkat mengenal tokoh pahlawan kebahasaan Indonesia.
Charles A. Van Ophuijsen
Charles A. Van Ophuijsen atau dikenal dengan Van Ophuijsen adalah seorang pencetus ejaan pertama di Indonesia, sebelum adanya PUEBI, yang dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini yang dicetuskan oleh Van Ophuijsen yang muncul pertama kali pada 1901.
Dalam ejaan Van Ophuijsen, logat yang terdapat dalam ejaan tersebut adalah ejaan melayu, yang juga merupakan ejaan resmi untuk bahasa melayu. Pada saat itu, pemerintah Hindia Belanda menyuruh Charles A. Van Ophuijsen untuk menyusun ejaan bahasa melayu, yang dibantu oleh seorang bernama Muhammad Taib Said Sutan Ibrahim dan Engku Nawawi yang diberi gelar Sutan Makmur.
Mereka bertiga setelah melakukan kajian dalam menciptakan ejaan pertama bahasa Indonesia, telah berhasil membuat ejaan, walau masih banyak dipengaruhi oleh ejaan bahasa Belanda. Hal ini dikarenakan, posisi Indonesia pada waktu itu, masih terjajah oleh belanda. Maka, ejaan Van Ophuijsen dibuat dengan menyesuaikan situasi pada saat itu. Sehingga membentuk ejaan seperti berikut ini.
Penggunaan huruf tj pada ejaan Van Ophuijsen, digunakan untuk menulis kata: tjipta, tjantik, tjahaja, tjukup, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat kata: djaja, djajah, wadjar, dan lain sebagainya.
Pengaruh penggunaan bahasa belanda juga terlihat pada adanya penggunaan bunyi atau huruf tj sebagai c, oe sebagai u, dj sebagai j. Lalu, penggunaan ejaan Van Ophuijsen juga banyak menggunakan tanda diakritik, seperti koma ain, koma wasta, dan tanda trema (khusus kata dalam bahasa arab)
Suwandi
Bahasa Indonesia pada tanggal 19 Maret 1947. Suwandi ditugaskan untuk menetapkan ejaan baru, untuk memutakhirkan ejaan lama, yaitu ejaan Van Ophuijsen.
Suwandi adalah seorang tokoh kebahasaan Indonesia sekaligus seorang menteri pemerintahan Indonesia, untuk menetapkan ejaan baruSuwandi seorang tokoh kebahasaan Indonesia yang sejalur dengan Charles A. Van Ophuijsen yaitu sebagai tokoh pahlawan dalam menentukan ejaan bahasa Indonesia. Ejaan suwandi ini dikenal dengan ejaan Suwandi atau Ejaan Republik.
Dengan adanya penetapan baru ejaan Suwandi ini sebagai bentuk pemutakhiran ejaan lama. Maka, ejaan Van Ophuijsen tidak berlaku lagi sejak diberlakukannya ejaan suwandi. Ada beberapa perubahan yang dilakukan Suwandi untuk memudahkan ejaan, seperti berikut ini.
Penggunaan diftong lama atau huruf oe pada ejaan Van Ophuijhen, diubah menjadi bunyi atau huruf u pada ejaan Suwandi. Contoh pada kata: poetar menjadi putar, poetra-poetri menjadi putra-putri, dan lain sebagainya.
Penggunaan bunyi penekanan ain diubah menjadi huruf atau konsonan k. Contoh pada kata: ra'jat menjadi rakyat, ta'limat menjadi taklimat, dan lain sebagainya. Lalu, ejaan Suwandi membentuk ejaan pengulangan yang diperbolehkan menggunakan angka dua seperti ini: hati2, bareng2, main2, dan lain sebagainya. Dan masih banyak lagi pemutakhiran yang terdapat dalam ejaan Suwandi.
Gorys Keraf
Nama Gorys Keraf tidak asing bagi para peneliti kebahasaan, karena banyak para peneliti yang berlandaskan pada referensinya. Gorys Keraf adalah seorang tokoh pahlawan yang ahli dalam bidang kebahasaan.
Beliau juga merupakan seorang pakar bahasa, yang lahir di kota Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada 17 November 1936. Beliau dikenal sebagai tokoh bahasa, karena telah banyak mencetuskan dan berjuang memelopori bahasa Indonesia di eranya.
Beliau menempuh pendidikan tingginya di Universitas Indonesia, jurusan sastra Indonesia dengan kejuruan Lingustik. Beliau telah banyak mencetuskan beberapa pendapatnya yang telah dituangkan dalam buku-bukunya. Berikut adalah buku-buku yang telah dituliskan oleh Gorys Keraf.
1. Lingustik Bandingan Historis (pada 1958)
2. Tata Bahasa Indonesia (pada 1970)
3. Komposisi (pada 1971 dan 1980)
4. Eksposisi dan Deskripsi (1981)
5. Diksi dan Gaya Bahasa (pada 1981)
6. Linguistik Bandingan Tipologis (pada 1990
7. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah (pada 1991)
8. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum (pada 1992)
Buku-buku ini sering dijadikan referensi untuk peneliti, saya pun menjadikan Gorys Keras sebagai sumber kebahasaan saya untuk referensi dalam penelitian. Dikarenakan, gagasan-gagasan beliau sangat mudah untuk dimengerti.
W. J. S Poerwadarmita
Namanya terdengar dan terlihat asing bagi kita yang belum sama sekali mengenalnya. Beliau adalah seorang tokoh pahlawan kebahasaan dalam bidang perkamusan bahasa Indonesia. Sebelum adanya KBBI, beliaulah yang membuat dan merangkum kata-kata dalam kamusnya.
Beliau memiliki nama lengkap Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarmita, yang lahir di Yogyakarta, pada 12 Setember 1904. Beliau menyatukan kata-kata dari ejaan Van Ophuijsen untuk dijadikan kamus, sebagai pedomaan ketatabahasaan bahasa Indonesia.
Karya beliau yang paling dikenal selama masa hidupnya menjadi seorang tokoh kebahasaan adalah KUBI atau Kamus Umum Bahasa Indonesia. Beliau juga menulis beberapa tulisan tentang bahasa Jepang, karena pada saat eranya beliau, Jepang sedang menjajah Indonesia. Untuk mengetahui lebih banyak karya beliau, ini adalah karya-karyanya.
1. Bausastra Jawa;
2. Mardi Kawi;
3. Kawi Djarwa;
4. Baosastra Indonesia-Jawa;
5. Puntja Bahasa Nippon;
6. Kamus Harian Jepang-Indonesia;
7. Kamus Umum Bahasa Indonesia; dan
8. Kamus Bahasa Latin.
Harimurti Kridalaksana
Harimurti Kridalaksana, namanya yang sering didengar, bahkan banyak diketahui banyak orang, terutama pada penggemar bahasa. Beliau adalah tokoh pahlawan yang ahli dalam bidang kebahasaan Indonesia, terutama di bidang linguistik.
Beliau juga telah banyak menulis buku, yang di dalamnya banyak teori tentang kebahasaan. Bukunya sering dijadikan sebagai kajian pustaka dalam beberapa macam penelitian bahasa.
Beliau memiliki nama lengkap Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara. Beliau lahir di Semarang pada 23 Desember 1939. Beliau juga merupakan salah satu guru besar di Universitas Indonesia. Buku yang ditulisnya beliau cukup banyak, yaitu sekisar lebih dari 20 judul. Ini beberapa karya beliau.
1. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia;Â
2. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia;
3. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia;
4. Kamus Linguistik;
5. Mongin-Ferdinand de Sausure
6. Masa-masa Awal Bahasa Indonesia; dan masih banyak lagi.
Selain kelima tokoh pahlawan di atas, masih banyak lagi tokoh-tokoh kebahasaan yang berjuang dalam memepertahankan dan memperkokohkan bahasa Indonesia hingga saat ini, diantaranya:
A. M Moeliono (1929, tokoh besar bahasa Indonesia), Koewatin Sasrasoeganda (1900-an, tokoh perkamusan Indonesia), Â Sutan Takdir Alisjahbana (1908-1994, tokoh ahli tata bahasa Indonesia, sekaligus sastrawan dan budayawan), Madong Lubis (1890-1959, tokoh ahli bahasa Indonesia, penulis buku bahasa, dan penggubah lagu), M. Tabrani (1904, pencetus hari lahir bahasa Indonesia, pada 2 Mei 1926, ikut serta dalam penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan juga seorang wartawan).
Itulah tokoh-tokoh pahlwan kebahasaan Indonesia yang berjuang tidak dengan mengangkat senjata. Namun, berjuang melalui bahasa, agar bahasa Indonesia tetap kokoh dan tidak teralihkan ke dalam bahasa asing, yang pada saat itu Indonesia sedang dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang. Tidak hanya tokoh-tokoh di atas saja, tetapi masih banyak tokoh-tokoh lainnya yang berjuang dalam mempertahankan bahasa Indonesia.
Hingga saat ini masih banyak tokoh dan pelopor bahasa Indonesia, yang terus mengampanyekan bahasa Indonesia kepada publik, diantaranya ada Ivan Lanin (pendiri Narabahasa, sekaligus dikenal sebagai kamus berjalan), Eko Endarmoko (penulis buku kebahasaan Indonesia), Khrisna Pabichara (narablog bahasa di Kompsiana dan peduli bahasa) dan masih banyak lagi.
Siapakah tokoh pahlawan bahasa Indonesia versimu?
Semoga bermanfaat.
Belajar bahasa Indonesia itu mudah.
Selamat hari pahlawan.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H