Peristiwa-peristiwa kebahasaan di dalam masyarakat tutur tidak pernah berhenti terhadap keanekaan dan perkembangannya. Hal tersebut dikarenakan bahasa itu sifatnya dinamis, tidaklah statis.
Setiap perkembangan bahasa, menyesuaikan majunya perkembangan zaman. Ditambah tuntutan suatu instansi tertentu yang menginginkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik, tidak hanya berdasarkan lancarnya kita berbicara, tetapi juga mahirnya kita dalam menguasai bahasa. Bahasa sendiri merupakan suatu kunci seseorang dapat dikatakan mampu berkomunikasi dengan baik atau tidak.
Penggunaan bahasa dimulai dari caranya bertutur, penguasaan kosakatanya, penggunaan kalimat yang efektif, dan kepercayaan diri dalam komunikasi di depan publik.
Sejak zaman sekolah dasar, kita sudah disodorkan dengan pelajaran bahasa Inggris, diajarkan dasar-dasar bahasa Inggris, tetapi tidak dengan pengenalan yang ketat terhadap pembelajaraan bahasa Indonesia. Peristiwa ini disebabkan karena kebiasaan kita yang menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang tidak perlu dipelajari lagi.
Hasilnya, munculkan banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula penguasaan bahasa asing.
Mereka lebih memahirkan bahasa asingnya daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memang sudah ada sejak kita lahir, tetapi tidak dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya, yang sesuai dengan kaidah tatanan bahasa Indonesia.
Masyarakat Indonesia kini lebih bangga dan terlihat keren ketika mampu dan berbahasa asing saat berkomunikasi, daripada menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Â
Pada saat seseorang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka mencibirnya dan mengatakan, "baku banget bahasa lo, kayak dosen aja. Rapi amat bahasa lo kaya karangan ilmiah" dan lain-lain banyaknya ledekan ketika bahasa Indonesia yang sesuai kaidah.
Berbeda ketika menggunakan bahasa asing yang baku, mereka akan mengatakan, "wih keren lo, jago juga bahasa Inggrisnya, wih kok hebat sih lo bisa bahasa Jerman, bahasa perancis, bahasa Rusia, dll". Ada apa dengan pola pikir masyarakat Indonesia yang sebegitunya tidak menghargai bahasanya sendiri?
Pola pikir masyarakat yang seperti ini karena terlahir dari kebiasaannya dalam berbahasa sejak dahulunya. Kurangnya didikan ketat tentang pembelajaran bahasa Indonesia.