Orang Bali memiliki sebuah ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain dalam pelafalan, yaitu memiliki keahlian di lidah dalam melafalkan bunyi [t]. Pelafalan ini dalam istilah fonologi untuk dialekologi bunyi bahasa Bali disebut dengan teretoflek.
Bunyi variasi dialektal orang Bali, yaitu /t/-/th/. Jika, dilafalkan akan terdengar penyatuan bunyi /th/ dengan posisi lidah tetap di bawah. Namun, tetap menyentuh bagian atas mulut, dengan rahang bawah yang bergerak. Contoh /putu/-/pu[th]u/, /betutu/-/be[th]u[th]u/, dan lainnya.
Dialektal orang Makassar.
Saya pernah bertanya-tanya kepada Paman saya, yang berasal dari Makassar, ketika beliau memanggil Om saya, yang bernama Pudin, beliau menyebutnya dengan pelafan Puding. Justru saya terheran, ini orang apa agar-agar? Ternyata itulah dialektal orang makassar.
Orang Makassar memiliki dialektal dengan bunyi /n/-/ng/, yaitu perubahan bunyi huruf /n/ menjadi /ng/ dalam bentuk kata dasar yang terdapat fonem /n/, seperti /makan/-/maka[ng]/ dan juga kata dasar asli Makassar, yaitu "batilang, basang, jempang, kalompong" dan lain sebagainya.
Dialektal orang Madura.
Dialektal orang Madura memiliki bunyi yang sangat unik dan ciri khas, yaitu terdapat pengulangan yang khas bagi orang Madura. Tentunya kita tidak asing lagi dengan bentuk pelafalan dan bunyinya. Contoh saja pada kata /sate/-/te-sate/. Itulah ciri khas yang unik pada dialektal orang Madura.
Jadi, itulah 6 variasi dialektal bahasa Indonesia yang dimiliki setiap daerah dan mempunyai kekhasannya masing-masing, sebagai identitas daerahnya. Maka, dari itu dengan mempertahankan bahasa daerah, merupakan wujud pelesarian bahasa daerah di Indonesia.
Semoga bermanfaat.
Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.
Belajar bahasa Indonesia itu mudah.
Semarak menuju bulan bahasa.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H