Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Keragaman Dialek, Cerminan Bhineka Tunggal Ika

7 Oktober 2020   19:30 Diperbarui: 7 Oktober 2020   20:03 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen olah pribadi.

Indonesia adalah bangsa yang kaya. Kaya budaya, kaya alamnya, hingga kaya akan keragaman bahasanya. Di dalam keragaman bahasa, yang dimiliki setiap daerah. Pasti mempunyai ciri khasnya masing-masing atau disebut dengan dialek.

Tidak salah dengan memberikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk bangsa Indonesia. Inilah penamaan yang tepat dan bermakna walau berbeda-beda. Namun, tetap satu jua. Maksud dari makna ini, walau bangsa ini memiliki perbedaan dari berbagai segi dan aspek. Namun, tetap bersatu padu.

Dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang salah satunya memiliki perbedaan bahasa, tetapi tetap memiliki kesatuan, bersinergi, dan mampu memerdekan bangsa Indonesia, walau bahasa yang dimiliki setiap masyarakat berbeda.

Hal ini disebut dengan variasi bahasa dalam segi penutur. Variasi bahasa pertama yang sering kita lihat atau ketahui berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek.

Idiolek merupakan suatu bentuk variasi bahasa yang memiliki sifat perseorangan. Artinya, setiap orang memiliki variasi bahasanya atau idoleknya masing-masing.

Saya kasih pemahaman yang dapat kalian pahami. Apakah kalian pernah mendengar suara teman kalian dari kejauhan, walau orangnya belum tampak, tetapi kalian sudah dapat mengenalinya dari suaranya? 

Hal ini disebut dengan idiolek, tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya hanya dengan suaranya. Hal tersebut karena teman kalian memiliki ciri khas berbahasanya atau idiolek.

Ada lagi contoh lain, yaitu gaya kepenulisan seseorang. Jika kita akrab dengan seseorang penulis, dan mendalami setiap tulisan penulis favorit kita, pasti kita akan mengenali setiap karakter gaya bahasa kepenulisan penulis favorit kita. Bahkan, dari tulisan saja kita dapat mengenalinya, hal ini disebut dengan idiolek.

Tidak usah jauh-jauh, contoh saja kalian memiliki seorang kekasih, dan sudah berhubungan lama, otomatis kalian mengenalnya secara mendalam, dari suara, gaya bahasanya, dan sebagainya. Ketika menemukan tulisannya, tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalnya, bahwa itu adalah tulisan kekasih kalian. Itulah idiolek.

Berbeda dengan dialek. Dialek ini berupa variasi bahasa kedua yang berdasarkan penuturnya. Kalau idiolek bersifat perorangan, sedangkan dialek merupakan variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.

Dialek ini hanya berdasarkan pada wilayah atau tempat tinggal si penutur. Karena dialek ini sifatnya kelompok, jadi dialek juga merupakan variasi bahasa atau ciri khas kebahasaan yang dimiliki oleh sekelompok orang dalam tempat tertentu atau wilayah tertentu.

Contohnya dialek bahasa Sunda mencakupi hampir seluruh wilayah Jawa Barat, tetapi tidak dengan beberapa wilayah di sekitar Jawa Barat, seperti Cirebon yang memiliki dialek berbeda dengan wilayah Jawa Barat lainnya. Dialek Cirebon memiliki dialek campuran dengan Jawa.

Selanjutnya, ada dialek bahasa Jawa dialek Banyumas, yang memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan ciri khas yang dimiliki bahasa Jawa dialek Pekalongan, dialek Semarang, atau dialek Surabaya. Begitu pun dengan dialek Tegal yang berbeda dengan dialek Solo.

Para penutur dialek Sunda untuk wilayah Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan sekitarnya dapat berkomunikasi dengan baik dengan para penutur bahasa sunda dialek Bandung. 

Hal ini dikarenakan dialek tersebut masih memiliki bahasa yang sama yaitu bahasa Sunda halus, berbeda dengan dialek Cirebon, yang sudah memiliki perbedaan dialek dan kosakatanya.

Sama halnya dengan bahasa Jawa dialek Banyumas dapat berkomunikasi dengan baik oleh para penutur bahasa Jawa dialek Pekalongan, Semarang, Surabaya, Solo, dan lainnya, karena memiliki bahasa  yang sama. Berbeda dengan bahasa Jawa dialek Tegal atau Madura.

Hal ini pun berlaku dengan wilayah-wilayah atau daerah lainnya di Indonesia, yang memiliki ciri khas berbahasanya dari keragaman dialek-dialek di setiap daerah. Lantas apa yang bisa menyatukan bangsa Indonesia ini hingga ditahbiskan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika?

Persatuan bagi seluruh rakyat dan wilayah di Indonesia itu terlahir dari kesaling-mengertian antara setiap wilayah, daerah, dan anggota-anggota dari satu dialek dengan wilayah, daerah, dan anggota-anggota dialek lainnya yang bersifat relatif.

Maka dari situlah terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari setiap keragaman dialek yang ada. Siapa bilang bahasa yang berbeda tidak dapat menjadi satu. Bukti keragaman dialek inilah merupakan bukti dari cerminan Bhinneka Tunggal Ika, bahwa dari bahasa yang berbeda-beda dan dialek yang berbeda, kita bisa menjadi satu kesatuan yang kuat, yaitu bangsa Indonesia.

Semoga bermanfaat.

Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

Cintai bahasa Indonesia dengan "Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing."

Menuju semarak bulan bahasa.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun