Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hentikan Eksploitasi Hewan, Cintai Hewan Seperti Mencintai Keluarga

4 Oktober 2020   23:48 Diperbarui: 5 Oktober 2020   00:03 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan menciptakan makhluk yang nyata terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, hewan, dan  tumbuhan, untuk mengisi alam semesta dan sumber daya kehidupan bagi sesama makhluk di bumi.

Manusia sebagai makhluk yang berakal, memiliki pemikiran yang maju, diharapkan dapat melestarikan lingkungan dan seisi alam semesta, agar terjaga dengan baik dan mempertahankan keberlangsungan hidup makhluk di bumi.

Kenyataan yang ada, manusialah makhluk yang menjadi predator bagi makhluk dari jenis yang lain, hewan dan tumbuhan. Manusia semestinya menjaga dan melindungi sesama makhluk ciptaan Tuhan. Bukan mengeksploitasi makhluk yang lainnya. Hewan dan tumbuhan.

Manusia justru menjadi alat yang merusak keseimbangan di alam semesta, merusak ekosistem, membabat habis tumbuhan, membakar hutan, mengeksploitasi hewan, menyiksa hewan, dan masih banyak lagi perbuatan oknum-oknum manusia yang merusak tatanan kehidupan.

Rusaknya alam yang dilakukan oleh oknum manusia, berdampak pada kestabilitasan kehidupan hewan. Hutan-hutan dibakar, mengakibatkan tergusurnya tempat tinggal hewan di alam liar. Akibatnya hewan-hewan kehilangan tempat tinggal, dan akhirnya terjadilah perburuan liar yang berujung pengeksploitasian.

Tindakan yang dilakukan oleh oknum-oknum manusia terhadap hewan sangatlah keji, menyiksa demi memanfaatkan hal yang berharga dari bagian hewan tersebut. Pada beberapa bulan lalu, kita dibuat miris dan sakit hati terhadap perlakuan oknum terhadap seekor induk gajah.

Induk gajah tersebut mati, setelah diberi makan nanas yang berisikan petasan. Akhirnya, gajah yang sedang hamil tersebut pun mati. Kasus lainnya yaitu banyaknya perburuan ikan hiu. Ikan hiu kini banyak diburu, untuk dijadikan bahan vaksin covid-19.

Sumber. Tempo.co
Sumber. Tempo.co

(Sumber. CNNIndonesia)
(Sumber. CNNIndonesia)
Masih banyak hewan-hewan yang dieksploitasi oleh oknum-oknum manusi, hanya untuk memenuhi sebuah hasrat dan kenikmatan dunia. Berikut ini adalah beberapa foto hewan-hewan yang menjadi korban eksploitasi oknum beberapa manusia.

1. Topeng monyet

(Sumber. Tirto.id)
(Sumber. Tirto.id)
Tidak asing lagi bagi kita terhadap pertunjukan ini, yang harus menggunakan hewan monyet sebagai ladang pencari nafkah. Namun, yang dipertunjukan dan dilakukan sangatlah tidak hewani, tidak melindungi dan memperlakukan hewan sebagai makhluk yang layak dicintai seperti keluarga. Lehernya diikat, ditarik ke sana ke sini, kita pun yang menyaksikannya hanya bisa bertepuk tangan. Tanpa ada rasa belah kasihan.

2. Penyeludupan orangutan

(Sumber. National geographic Indonesia)
(Sumber. National geographic Indonesia)

Hutan tempat tinggalnya dibakar, orangutannya menjadi perburuan. Penyeludupan ini sering kali terjadi untuk diperjualbelikan. Bahkan ada yang sampai disiksa dan dimatikan hanya untuk keuntungan pribadi. Hewan malang ini, harus dilindungi dan dijaga, mereka pun tidak pernah mengusik kita. Kenapa kita mengusiknya? Karena keinginan semata tidak akan kenyang sampai kapan pun.

3. Buaya jadi obat

Sumber. Mongabay.co.id
Sumber. Mongabay.co.id

Banyak memang cara dan alternatif untuk menyembuhkan penyakit, tetapi tidak semestinya dengan menjadikan hewan sebagai obat. Apalagi hewan-hewan yang ekstrem dan tidak layak dikonsumsi. Berilah mereka ruang untuk hidup bebas tanpa dimanfaatkan untuk segala hal. Khususnya untuk hewan-hewan yang bukan untuk dikonsumsi.

4. Perdagangan trenggiling

Sumber. Mongabay.co.id
Sumber. Mongabay.co.id

Trenggiling merupakan satwa yang dilindungi. Semestinya kita seluruh manusi harus melindunginya, tidak untuk mengeksploitasinya. Apabila hal ini dibiarka, maka seluruh hewan-hewan yang langka, akan terancam punah.

5. Biawak dipotong untuk obat

Sumber. Mongabay.co.id
Sumber. Mongabay.co.id

Sama halnya dengan buaya, tujuan penangkapan biawak ini semata-mata untuk dijadikan obat. Lagi-lagi obat dijadikan alasan untuk penangkapan hewan-hewan ini.

6. Konsumsi ular

Sumber. Mongabay.co.id
Sumber. Mongabay.co.id

Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia pun ada ditemukan pasar yang menjual aneka daging-daging dari hewan yang tidak layak konsumsi. Apa seserakah itukah kita sebagai manusia, sampai hewan yang layak dikonsumsi, masih mencari hewan yang tidak semestinya dikonsumsi?

7. Anjing bakar

Sumber. Mongabay.co.id
Sumber. Mongabay.co.id

Anjing adalah hewan yang semestinya kita pelihara, dan banyak dipelihara orang, karena lucu, setia, tetapi masih saja ditemukan orang-orang yang memperlakukan hewan ini untuk sebagai konsumsi.

Masih banyak lagi hewan-hewan yang menjadi pengeksplotasian manusia. Kurang cukupkah kita sebagai manusia untuk menikmati hasil alam? Sampai harus mengorbankan makhluk lain demi keumtungan pribadi.

Cintailah mereka seperti mencintai keluarga sendiri, dengan hentikan pengeksploitasian hewan. Mereka adalah bagian dari keluarga bumi. Kita semua tinggal di bumi, maka kita sebagai semua makhluk bumi adalah keluarga. Keluarga harus saling melindungi dan menjaganya, demi keuntuhan dan pelestarian alam semesta.

Semoga bermanfaat.

Selamat hari hewan sedunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun