Tuhan menciptakan makhluk yang nyata terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, hewan, dan  tumbuhan, untuk mengisi alam semesta dan sumber daya kehidupan bagi sesama makhluk di bumi.
Manusia sebagai makhluk yang berakal, memiliki pemikiran yang maju, diharapkan dapat melestarikan lingkungan dan seisi alam semesta, agar terjaga dengan baik dan mempertahankan keberlangsungan hidup makhluk di bumi.
Kenyataan yang ada, manusialah makhluk yang menjadi predator bagi makhluk dari jenis yang lain, hewan dan tumbuhan. Manusia semestinya menjaga dan melindungi sesama makhluk ciptaan Tuhan. Bukan mengeksploitasi makhluk yang lainnya. Hewan dan tumbuhan.
Manusia justru menjadi alat yang merusak keseimbangan di alam semesta, merusak ekosistem, membabat habis tumbuhan, membakar hutan, mengeksploitasi hewan, menyiksa hewan, dan masih banyak lagi perbuatan oknum-oknum manusia yang merusak tatanan kehidupan.
Rusaknya alam yang dilakukan oleh oknum manusia, berdampak pada kestabilitasan kehidupan hewan. Hutan-hutan dibakar, mengakibatkan tergusurnya tempat tinggal hewan di alam liar. Akibatnya hewan-hewan kehilangan tempat tinggal, dan akhirnya terjadilah perburuan liar yang berujung pengeksploitasian.
Tindakan yang dilakukan oleh oknum-oknum manusia terhadap hewan sangatlah keji, menyiksa demi memanfaatkan hal yang berharga dari bagian hewan tersebut. Pada beberapa bulan lalu, kita dibuat miris dan sakit hati terhadap perlakuan oknum terhadap seekor induk gajah.
Induk gajah tersebut mati, setelah diberi makan nanas yang berisikan petasan. Akhirnya, gajah yang sedang hamil tersebut pun mati. Kasus lainnya yaitu banyaknya perburuan ikan hiu. Ikan hiu kini banyak diburu, untuk dijadikan bahan vaksin covid-19.
eksploitasi oknum beberapa manusia.
Masih banyak hewan-hewan yang dieksploitasi oleh oknum-oknum manusi, hanya untuk memenuhi sebuah hasrat dan kenikmatan dunia. Berikut ini adalah beberapa foto hewan-hewan yang menjadi korban1. Topeng monyet
Tidak asing lagi bagi kita terhadap pertunjukan ini, yang harus menggunakan hewan monyet sebagai ladang pencari nafkah. Namun, yang dipertunjukan dan dilakukan sangatlah tidak hewani, tidak melindungi dan memperlakukan hewan sebagai makhluk yang layak dicintai seperti keluarga. Lehernya diikat, ditarik ke sana ke sini, kita pun yang menyaksikannya hanya bisa bertepuk tangan. Tanpa ada rasa belah kasihan.