Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal Kontranim, Mempermudah Memahami Makna Pertentangan

25 Agustus 2020   06:46 Diperbarui: 25 Agustus 2020   06:47 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber. Dokpri diolah dari digiArt.com)

Di dalam memahami sebuah makna, kita kerap kali menemukan sebuah kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda dan bertentangan. Maka hal itu disebut dengan kontranim.

Secara bahasa Indonesia, definisi dari kontranim adalah suatu kata atau frasa yang memiliki dua arti atau makna yang bertengtangan. Kita sering menggunakan kata yang sama, tetapi tidak mengetahui maknanya secara utuh dan mendalam.

Maka dari itu, sang penutur terhadap mitra tutur sering terjadi kesalahan komunikasi, atau salah maksud yang dituju. Hal tersebut sudah menjadi pertentangan dalam makna.

Kita sering sekali berbicara tanpa mengetahui arti atau makna itu sendiri. Kita enak berbicara dengan lawan bicara kita, dengan memasukkan kata yang sepertinya enak sekali didengar, biar terlihat seperti orang intelek. Namun, kata yang kita gunakan ini bertentangan dengan maknanya.

Anda pernah mendengar lagu Tombo Ati, yang dinyanyikan oleh penyanyi Opick? Diliriknya tersebut mengatakan tentang membaca Quran dan maknanya. Dari situlah dapat kita simpulkan, kalau mengetahui sebuah kata harus dengan maknanya, agar tidak salah dalam pemahaman.

Kontranim ini sendiri sering sekali terjadi, dan banyak ditemukan kesalahan karena orang-orang tidak tahu secara luas dari kata yang diucapkannya dan yang penting berbicara. Maka dari itu, saya akan memberi tahu, beberapa contoh kata kontranim, yang dapat mudah dipahami kalian.

Kata Usah

Pada contoh pertama ini adalah kata "usah". Kata usah ini terlihat sepele dan sepertinya tidak perlu dimasalahkan. Namun, hal yang terjadi tidak seperti itu, mungkin kita beranggapan bahwa kata usah ini hanya memiliki satu makna, tetapi nyatanya tidak.

Kata "usah" ini memiliki dua arti atau makna yang bertentangan, yaitu berarti "perlu dan jangan". Dua kata tersebut dikatakan bertentangan karena yang satu bernilai positif dan yang satu bernilai negatif.

Kita sering kali menggunakan kata usah pada sebuah kalimat tutur atau tulis, tetapi tanpa memperhatikan maknanya itu apa. Seperti pada kalimat berikut ini.

"Tidak usah, kau diam saja di situ."

Pada kalimat tersebut, apabila kita telaah dan cermati secara mendalam, akan terdapat dua makna yang menjadikan kalimat tersebut jadi berbeda, yaitu akan menjadi seperti ini.

"Tidak perlu, kau diam saja di situ."

"Tidak jangan, kau diam saja di situ."

Dari pembedahan dua kalimat dari satu kata bermakna pertentangan tersebut, kita dapat mengetahui perbedaannya apa, yang pertama kita gunakan pada intonasi rendah dan yang kedua digunakan pada intonasi tinggi. Kita harus bisa membedakannya.

Kata Haram

Kata berikut yang merupakan kontranim adalah kata haram. Apa yang ada dibenak kita pertama kali melihat atau mendengar kata haram? Otomatis kita langsung menekankan pada sesuatu yang berdosa, tidak boleh dilakukan, wajib dihindari, dan lain sebagainya.

Namun, kata haram ini tidak hanya memiliki satu arti atau makna saja, kata haram ini memiliki dua arti atau makna yang bertentangan, yaitu haram dalam konotasi terlarang dan haram dalam konotasi suci.

Muncullah pertanyaan yang menyatakan pertentangan. "Loh kok haram suci, haram ya najis tidak boleh dilakukan, dan lain-lain pernyataan tentang itu". Maka dari itu, kata haram ini memiliki dua arti atau makna yang bertentangan, positif dan negatif.

Haram negatif kita jelas tahu apa itu haram dalam konotasi negatif, kalau haram dalam konotasi positif adalah kota suci Makkah al mukaramah. Kota Makkah dikenal sebagai kota haram yang sangatlah suci untuk ibadah umat muslim, sehinggal haram dalam kototasi positif memiliki arti suci.

Penggunaanya juga dapat dibedakan dan ditempatkan pada tempat yang tepat, pada kalimat yang sesuai dan yang mudah dipahami oleh pembaca.

Frasa Ringan Tangan

Contoh kali ini berupa frasa, yaitu frasa ringat tangan. Tentu saja diantara kita sudah banyak yang mengetahui tentang frasa ringan tangan. Kita sering kali mendengarnya atau melihatnya di dalam sebuah kalimat.

"Kamu tuh jangan mudah ringan tangan, tidak baik."

"Kamu sangat baik ya, orangnya ringan tangan sekali."

Sudah dapat membedakan dua kalimat tersebut? Kalimat tersebut memiliki dua makna yang bertentangan, satu berkonotasi positif dan satu lagi berkonotasi negatif.

Makna dari ringan tangan yang berkonotasi positif adalah suka menolong atau membantu seseorang dan makna ringan tangan berkonotasi negatif adalah suka memukul atau sering kita kenal dengan (enteng tangan).

Kedua frasa tersebut sama, tetapi memiliki makna yang berbeda dan bertentangan, kali ini kita sudah tau dan dapat membedakannya bukan? Sehingga tidak lagi adanya kekeliruan dalam menggunakannya.

Itulah ketiga contoh yang sangat mudah dan sering kali dilakukan oleh masyarakat kita dalam bertindak tutur. Setelah mengenal kontranim, akan mempermudah kita dalam memahami makna pertentangan, sehingga kita dapat mengetahuinya dan dapat tepat dan sesuai dalam menggunakannya.

Semoga bermanfaat.

Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun