Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ingin Meningkatkan Minat Baca Anak? 7 Cara Ini Dapat Membantumu

24 Agustus 2020   18:07 Diperbarui: 28 Agustus 2020   07:57 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik jumlah perpustakaan di dunia | Sumber. Www.perpusnas.go.id

Tepat pada tanggal 24 Agustus 2020, diperingatinya hari membaca anak Jakarta. Hal ini telah ditetapkan pada tanggal 24 Agustus 2006. Sebagaimana yang kita tahu, minat baca masyarakat kita sangatlah berkurang.

Pada saat ini berdasarkan data statistik UNESCO menyatakan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah perihal literasi dunia. Dapat disimpulkan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia sangatlah rendah.

Data UNESCO tentang minat baca masyarakat Indonesia, ada pada persentase 0,0001%. Maka dari itu, apabila dirata-ratakan dapat dikatakan bahwa dari 1000 orang Indonesia hanya 1 yang rajin membaca. Hal ini sangat memprihatinkan sekali.

Minat baca Indonesia saat ini ada pada urutan 60 dari 61 negara. Artinya Indonesia berada diantara Thailand yang berada diurutan 59 dan Botswana diurutan 61. Kita kalah dengan negara tetangga kita Malaysia yang berada jauh di atas kita. Padahal kita merupakan negara serumpun.

Maka dalam hal ini diperingati hari membaca anak Jakarta. Dengan harapan anak-anak Jakarta mampu menjadi generasi muda yang akan mendatang, yang membawa kemajuan pada bangsa. Karena pada saat ini yang dapat kita lihat anak-anak di Jakarta kegemaran membacanya sangatlah kurang.

Apalagi ditambahnya situasi seperti saat ini, yang mengharuskan anak-anak generasi sekarang harus belajar dari rumah, melalui daring. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah untuk pemrov DKI Jakarta u untuk meningkatkan minat baca anak.

Statistik jumlah perpustakaan di dunia | Sumber. Www.perpusnas.go.id
Statistik jumlah perpustakaan di dunia | Sumber. Www.perpusnas.go.id
Padahal Indonesia memiliki perpustakaan yang sangat banyak, yaitu sejumlah 164.610, tetapi mengapa minat baca di Indonesia itu berkurang atau sangatlah rendah. Faktor banyaknya bermain dan penggunaan gawai (gadget) yang sangat tinggi.

Berdasarkan hasil survey BPS mengatakan persentase minat baca anak lebih rendah dibandingkan dengan minat menonton anak, yaitu minat baca sebesar 17,66% dan minat menonton sebesar 91,67%.

Data persentase minat baca dan minat menonton anak Indonesia | sumber. BPS.
Data persentase minat baca dan minat menonton anak Indonesia | sumber. BPS.
Maka, dari hal tersebut dapat kita simpulkan bersama bahwa anak-anak Indonesia sangat kurang meminati bacaan atau kurang suka membaca. Penyebab tertinggi malasnya anak membaca adalah penggunaan gawai dan menonton (youtube, tv, video game).

Lantas apa yang dapat kita lakukan saat ini, untuk meningkatkan minat baca anak. Cara-cara ini dapat dilakukan kepada Anda yang memiliki anak-anak di rumahnya, entah anak sendiri, adik, saudara, atau tetangga terdekat. Berikut cara yang dapat Anda lakukan

Pertama, Sediakan bahan bacaan di rumah Anda
Membaca tentunya butuh bahan bacaan, bagaimana bisa anak menyukai membaca, kalau di rumahnya saja tidak ada bahan bacaan. Taruhlah bahan bacaan yang diminati dan disukai oleh anak-anak, yang membuat anak-anak penasaran, lalu membukanya.

Dimulai dari situlah secara perlahan meningkatkan minat baca anak, dengan memberi dan menyediakan bahan bacaan, buku-buku, majalah anak, dan lain sebagainya yang membuat anak gemar dan membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun