Perjuangan merupakan salah satu usaha dan kerja keras kita dalam memetik hasil yang berbuah manis. Perjuangan juga salah satu wujud dari jalan menuju keberhasilan, karena telah mencapai sesuatu yang telah kita tuju. Namun, dalam setiap perjuangan butuh proses dan jalan yang tidak selalu mulus.
Dalam memperjuangkan kemerdekaan, butuh kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh, mau dari hati atau raga. Kemerdekaan Indonesia diraih atas darah jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang dalam pertempuran merebut kemerdekaan.
Perjuangan para pahlawan kemerdekaan, berjuang atas keikhlasan, tangis, darah, harta benda, dan jiwanya demi mempertahankan tanah air dari para penjajah. Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang, tetapi tetap kokoh tanpa sedikit pun dilumat.
Begitu banyaknya usaha-usaha dan perjuangan para pahlawan demi bangsa hingga tibalah kemerdekaan. Sudah 75 tahun Indonesia merdeka. Merdeka dari jajahan, tetapi masih panjang perjuangan Indonesia dalam menyejahterakan rakyat, memerdekakan hal-hal yang belum tuntas.
Perjuangan dahulu dan kini berbeda, kita tak perlu berjuang dengan harus melawan para penjajah di hadapan kita, tak perlu kita mengangkat senjata dan bertempur di medan perang. Kini perjuangan kita tak lagi seperti dahulu, namun lebih berat. Inilah perbedaan perjuangan kemerdekaan dahulu dan kini.
Baca juga: Pembangunan dan Pengembangan Kota Jakarta Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pertama, Perjuangan melawan penjajah dengan perjuangan melawan virus
Lain halnya dengan perjuangan kita saat ini. Menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang ke 75 tahun, kita berjuang melawan virus. Perjuangan kita kali ini dapat membunuh dalam diam, menyerang dalam diam, dan tak tampak wujud yang harus dilawan, hanya kewaspadaan kitalah yang mengantisipasi serangan itu.
Di hari ke 75 tahun kemerdekaan Indonesia, kita terpaksa harus merayakan tanpa sebuah kemeriahan. Saat ini tidak banyak hal yang bisa kita lakukan selain terus berjuang melawan virus. Perjuangan masih panjang agar terbebas dari virus yang menjajah.
Kedua, perjuangan pemuda-pemudi sebagai pelopor kemerdekaan dengan perjuangan menciptakan pemuda-pemudi siap kerja
Perjuangan pemuda-pemudi Indonesia untuk bangsa atas hasil niat hati yang tulus, sukarelawan merintis cita-cita memerdekakan bangsa dari para penjajah. Pemuda-pemudi dahulu diusianya yang masih muda telah berjuang demi bangsa.
Berbeda dengan perjuangan pemuda-pemudi saat ini. Mereka berjuang agar menjadi manusia yang terpakai di dunia kerja. Pemerintah menerapkan program agar menciptakan pemuda-pemudi yang siap kerja. Maka, perjuangan pemuda-pemudi kini berjuang hanya satu tujuan, yaitu demi menjadi diri yang siap kerja.
Ketiga, perjuangan Ki Hajar Dewantara memerdekakan pendidikan, dengan perjuangan Nadiem Makarim memerdekakan belajar
Baca juga: KMB dan Sikap Belanda terhadap Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Ki Hajar tak sampai di situ, beliau mendirikan, perguruan taman siswa, yaitu suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan.
Berbeda dengan perjuangan Nadiem Makarim dalam perjuangannya memerdekakan belajar. Merdeka belajar ini merupakan program yang dicetuskan oleh kemdikbud.
Esensi kemerdekaan berpikir yang dilakukan oleh para pengajar kepada siswa-siswi, diubah dari nuansa dalam kelas menjadi di luar kelas. Perjuangan merdeka belajar ini dibuat Nadiem agar para siswa dan siswi terbebas dalam menjalani pelajaran.
Namun, hal yang didapat kini adalah perjuangan para pendidik, peserta didik, dan orang tua wali murid, berjuang dalam mengalami degenerasi pendidikan. Bukannya kita merdeka belajar, kita malah terjerat dalam belenggu kesulitan belajar. Ini adalah jalan perjuangan menempuh pendidikan kini.
Keempat, perjuangan merebut kemerdekaan dengan perjuangan merebut keadilan
Perjuangan kini tidak hanya satu tujuan. Perjuangan kita saat ini adalah merebut keadilan. Keadilan dari segala hak-hak yang dirampas, keadilan dalam hukum, keadilan dalam menjalani hidup, keadilan dari segala hal yang dituntut tak seimbang.
Kita kerap kali mendengar istilah tajam ke bawah tumpul ke atas. Inilah bentuk perjuangan dari kalimat yang menyentuh hati atas para pejuang negeri ini, saat ini dalam meraih keadilan yang tak kunjung datang.
Kelima, merenggut nyawa melawan penjajah dengan merenggut nyawa melawan kelaparan
Dalam perjuangan kemerdekaan dahulu, kita harus mengorbankan nyawa demi melawan penjajah. Harta benda, keluarga, kelaparan, dan segala halnya kita korbankan demi melawan penjajah sampai merenggut nyawa.
Baca juga: Sekelumit Rahasia Negara dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Lain halnya dengan perjuangan bangsa kita saat ini. Perjuangan bangsa kita saat ini adalah memberantas kemiskinan dengan usaha menyejahterakan rakyat. Namun, hasil yang didapat tak sesuai ekspetasi.
Kita memang sudah merdeka, tetapi masih banyak rakyat yang berjuang melawan kelaparan sampai merenggut nyawa. Selama pandemi saat ini, tingkat kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat.Â
Banyak ditemukan korban bunuh diri dan meninggal karena kelaparan. Ini adalah perjuangan yang harus dilawan, mengurangi angka kemiskinan demi menyelamatkan nyawa-nyawa yang terenggut karena kelaparan.
Keenam, perang di medan perang dengan perang di rumah saja
Berbeda halnya dengan perjuangan kita saat inim kita berperang tanpa harus capek-capek berkeringat. Tanpa harus mengeluarkan senjata, tanpa mengorbankan darah, kita berperang cukup di rumah saja.
Walau permasalahan dalam perang saat ini hanyalah jenuh. Karena yang kita lawan adalah virus, sehingga kita melawan kejenuhan dari perang memberantas virus.
Itulah keenam perbedaan perjuangan bangsa kita dalam meraih kemerdekaan. Kita harus banyak belajar dari para perjuang dulu. Kita kini tanpa harus melawan peluru-peluru, bom, dan amunisi lainnya. Namun, kita masih seperti terjajah dibangsa sendiri.
Presiden Soekarno pernah berkata, perjuangan melawan penjajah tidaklah seberat perjuangan melawan bangsa sendiri. Perjuangan kita saat ini lebih berat dari perjuangan dahulu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya
Selamat hari ke 75 tahun kemerdekaan Indonesia
17 Agustus 2020
Rifan Bilaldi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H