"Kenapa bisa bebas? Kau tidak senang? Ada lelaki lain?" Rojaki memercikkan buih sabun ke wajah Titis.
"Bukan tidak senang, hanya kaget saja, kok kau bisa bebas secepat ini?"
Cerita itu pun meluncur. Beberapa hari setelah Rojaki di kantor polisi, gantian Ko Ahen ditangkap. Bedanya si koko ditangkap untuk diisolasi di rumah sakit. Dia diduga terjangkit Corona. "Tapi Alhamdulilah hasil laboratorium menyatakan bahwa dia negatif Corona. Mungkin karena senang atas kenyataan itu, dia berbaik hati menarik tuntutanya."
Seorang bocah kecil tiba-tiba datang berlari memeluk lengan Rojaki. "Abang Rojaki bisa buatin aku adek, Kan?"
"Nah, itu sudah ada di dalam pikiran abang. Kelak kita akan memberi nama adikmu; Corona. Haha, sebagai wujud rasa syukur saja. Lucu tidak?" Suara jerit riang menggema. Buih sabun beterbangan membentuk lengkung pelangi.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H