Penghujung tahun dingin, kopi beku, kafe merapatkan tirai hujan, tengah malam orang mengabarkan kota kami teggelam, akankah mimpi itu tergenang? aku menyeruput dingin, mengingat kelu terlampaui, tidak untuk disesal, tapi untuk dikenang sebagai pembelajar, agar rasa tak liar, harus paham rel dan aturan, mengatur kesejukan, terhadap riuh politik, seakan kita tak bertetangga tak bersaudara.
Biarlah hujan ini mengakrabkan kita, tak ada caci-maki, saling tuduh, saling terkam sesama, aku lupa warna kulit kita serupa, tapi sebuah kepentingan menjadi pembeda.
Semoga dengan merawat hujan ini kita raih kesejukan, masih banyak masalah merongrong, dan itu butuh kekompakan, tapi ada bisa kompak dengan berbagai kepentingan? hujan semakin keras memaku bumi, aku tak mendengar apa-apa.
Plg, 1220
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI