Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tirai Hujan

31 Desember 2020   09:48 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghujung tahun dingin, kopi beku, kafe merapatkan tirai hujan, tengah malam orang mengabarkan kota kami teggelam, akankah mimpi itu tergenang? aku menyeruput dingin, mengingat kelu terlampaui, tidak untuk disesal, tapi untuk dikenang sebagai pembelajar, agar rasa tak liar, harus paham rel dan aturan, mengatur kesejukan, terhadap riuh politik, seakan kita tak bertetangga tak bersaudara.

Biarlah hujan ini mengakrabkan kita, tak ada caci-maki, saling tuduh, saling terkam sesama, aku lupa warna kulit kita serupa, tapi sebuah kepentingan menjadi pembeda.

Semoga dengan merawat hujan ini kita raih kesejukan, masih banyak masalah merongrong, dan itu butuh kekompakan, tapi ada bisa kompak dengan berbagai kepentingan? hujan semakin keras memaku bumi, aku tak mendengar apa-apa.

Plg, 1220

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun