Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menenangkan Hati yang Berkhianat

5 Mei 2020   21:38 Diperbarui: 5 Mei 2020   21:55 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

terkadang kita perlu menggulung amarah, banyak cerita tercecer, betapa kita sangat pongah, terhadap batu dan kayu penumbuh tanah menjadi pelepah harap.

kita terhipnotis tentang mimpi energi, menumpuk pundi-pundi tak berdasar, pengkhianat bumi memapas rimbun untuk mengeruk bumi, di mana dia akan berproses memberi berkas tanpa bukti.

tidak cukupkah matahari memberi energi cuma-cuma, yang bisa digali tanpa melantak bumi, puas dengan penggundulan, corong-corong api adalah kebanggaan sebuah kemajuan.

semakin rata bumi, mungkin selembar daun kelak menjadi mitos, legenda yang enggan dipercaya,  tentang negeri surga menjadi buruan, pada mutiara hitam berupa rempah, karena kita ditakdirkan menjadi paru-paru yang menghidupkan, karena orang mengagungkan sampah memenuhi lupa, alpa berbuat pada tanah yang dijanjikan.

Plg, 0505

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun