Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tugu Cinta Itu Telah Mati

15 April 2020   11:02 Diperbarui: 15 April 2020   11:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

di tugu kota masih seperti dulu
ada yang meneriakkan perjuangan dalam semangkok bakso
penjaja mainan anak, gerobak beraroma kacang rebus
dan kita mulai dari nol perjalanan ini

tentang pertemuan tak sengaja saat hujan turun
kau membagi payung agar tak kuyup

tentang percintaan
hingga kita lega melepas status jomblo

tentang pernikahan
kau berikan tiga permata

di tugu kota masih ada orang-orang yang memulai dari titik nol
bukti perjuangan memadu janji, beranak pinak, terbang di angkasa

di tugu kota, aku meletakkan karangan bunga
masih ada beberapa pengemis meramaikan perjuangan menjual iba
orang-orang terlalu lelah mengejar dunia
melupakan cinta sesungguhnya

masih ada karangan bunga
silih berganti merayakan kematian
tiba-tiba aku lupa makna tugu cinta
dia telah susah dicari


1504

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun