Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Bilik Suara

5 November 2019   08:56 Diperbarui: 5 November 2019   09:01 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay.com

dengan mata terpejam
perempuan tua mencoba merasai
selembar kertas tentang ketulusan
antara nama dan paku penghunus

dia ingat lelaki dengan dekil di wajah
memberikan uang pemberi beras
dengan semburat senyuman
bahwa dia harus menghunus
kepada lelaki yang pernah
menggagahi rumah dan tanahnya

perempuan tua mencoba merasai hati
seperti tak ingin percaya kepada mata paku
tapi uang pembeli beras lebih jelas terlihat
melukai mata hatinya
dengan mata paku

hari ini perempuan tua
membelalakkan mata
lelaki dengan dekil di wajah
menghunuskan mata benci
menghakimi perempuan tua
dengan menagih uang beras
setelah lelaki yang pernah
menggagahi rumah dan tanahnya
otaknya kini digagahi kegagalan

Sapta, 031119

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun