Mohon tunggu...
Rifa Miftahul Janah
Rifa Miftahul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Blog ini dibuat sebagai media portofolio online dan juga penyaluran hobi. Semoga tulisan-tulisan yang saya unggah bisa sedikit bermanfaat untuk para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Menjadi Dewasa Itu Sulit?

22 Oktober 2024   14:13 Diperbarui: 22 Oktober 2024   14:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Halo semua aku kembali lagi di blog kesayangan nih, udah lama yaa aku ga nulis disini hehehe. Hari ini aku lagi ingin membahas sesuatu yang mungkin sedang kalian alami dan juga sebenernya sedang ku alami juga.

Waktu kita kecil rasanya ingin sekali cepat-cepat dewasa, begitu sudah dewasa rasanya menolak untuk jadi dewasa. Ada ga si yang merasa hal-hal ini tuh relate? 

Jadi tuh pas SD kan paling lama ya, rasanya ga sabar untuk bisa cepat-cepat kuliah, liat orang kuliah kayanya enak yaa punya kebebasan, terus bisa ngatur waktunya sendiri, gaperlu diantar jemput kayanya hidupnya enak banget. 

Tapi begitu masuk fase usia kuliah, kerja atau sudah berkeluarga rasanya ingin kembali menjadi anak-anak yang tanpa beban, tanpa tanggung jawab yang berat, kaya bebas dan penuh dengan kemerdekaan. 

Menjadi dewasa itu menurut sebagian orang itu melelahkan, capek, menurutku sih ada benarnya juga walaupun sebenarnya emang kita bisa untuk memilih tidak bertambah usia atau tidak menjadi lebih dewasa. Apa benar menjadi dewasa itu berat?

Nah coba kita lihat dulu, menjadi dewasa ini memang menurut teori perkembangan psikologi memasuki usia dewasa adalah diatas usia 20 tahun. Jadi, umur 21 tahun itu adalah tahap dewasa awal. Sebelum dewasa awal ada fase yaitu fase remaja akhir. Kenapa menjadi dewasa itu berat? 

Karena di usia 21 tahun keatas ini adalah usia dimana kita sedang ada di fase lulus kuliah, kerja terus menikah, yang mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingan usia kita sebelumnya. Sehingga pada saat ada tanggung jawab baru tentu tantangannya juga baru. 

Namanya fase kehidupan kita bertambah dan pastinya pengalamannya akan berubah. Dengan adanya pengalaman yang berubah hal yang terjadi mekanisme diri kita sebagai manusia mempelajari hal baru, itu sebenarnya yang mencemaskan. 

Hal ini juga diperkuat dari penelitian Robinson (2018) yang meneliti di seperempat abad usia manusia yaitu berarti sekitar umur 20-30 tahun itu disebut sebagai quarter life atau seperempat abad. Dan itu biasanya ditandai oleh krisis kehidupan atau istilahnya adalah "Quarter Life Crisis" .  

Kenapa banyak yang menganggap di seperempat abad ini adalah fase kehidupan paling berat? Karena kita sedang dipertanyakan nih, mengapa belum menikah, belum bekerja atau kamu belum punya sesuatu yang menjadi atribut sosialmu yang seolah itu menjadi satu bentuk yang diasosiasikan sebagai pendewasaan. 

Padahal belum tentu, kenapa begitu? Karena pendewasaan itu adalah suatu proses yang sebenarnya tidak kelihatan, yaitu ketika kita menghadapi konflik menghadapi masalah berat pada saat kita belum memiliki atribut sosial yang tadi sudah disebutkan melekat di dalam lingkungan hidup kita, di lingkungan sosial kita tapi kalo kita bisa menghadapi masalah dengan baik kita bisa menghadapi konflik itu dengan bijak itulah sebenarnya pendewasaan pada umumnya.

Nah, berbicara mengenai menjadi dewasa itu berat. Aku tuh berpikir ini bukan hanya dipengaruhi oleh kehidupan kita di usia 20-30 tahun tapi kehidupan kita sebelumnya juga pasti mempengaruhi. 

Ya, kita tidak bisa menyalahkan ya teman-teman kenapa menjadi dewasa itu berat, karena kehidupan kita dipengaruhi oleh background keluarga, pengalaman-pengalaman hidup yang membentuk kita, kemudian apakah ada trauma disitu dan kemampuan kita menyelesaikan masalah juga disupport oleh lingkungan/ keluarga yang menjadi support system seseorang.

 Nah, kalo dalam fase tersebut kita tidak memiliki support system, kita tidak mendapat dukungan, kita tidak dapat moral yang bisa memberikan kita gambaran untuk menghadapi masalah itu menjadi tantangan yang berat sebenarnya.

Mungkin itu aja buat tulisan hari ini, buat temen-teman yang sedang dalam fase ini juga semoga kita bisa melewati fase ini dengan baik dan bisa menikmati proses menjadi dewasa. 

Dalam proses ini, semoga kita akan menemukan bahwa tidak ada satupun jawaban yang pasti. Setiap pertanyaan membawa kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menemukan jati diri. 

Mungkin perjalanan ini bukan tentang menemukan jawaban, tetapi tentang menikmati setiap langkah, merangkul ketidakpastian, dan percaya bahwa dibalik semua keraguan, ada keindahan yang menunggu untuk ditemukan. Jadi tetap semangat teman-teman!!

Terima kasih untuk yang sudah membaca tulisan ini, semoga tulisan ini bisa bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun