Mohon tunggu...
Rifa Miftahul Janah
Rifa Miftahul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Blog ini dibuat sebagai media portofolio online dan juga penyaluran hobi. Semoga tulisan-tulisan yang saya unggah bisa sedikit bermanfaat untuk para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Salahkah Jika Kita Terlalu Mandiri?

8 Mei 2023   14:30 Diperbarui: 8 Mei 2023   14:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: unsplash.com)

Pasti kita pernah mendengar kalimat " Tidak ada yang bisa diandalkan selain diri kita sendiri". Sebenarnya kalimat itu tidak salah tapi kalau kita telan mentah-mentah bisa berkonotasi negatif. Ada dimana orang yang mandiri tetapi mandiri secara berlebihan. 

Dalam istilah psikologi biasa disebut Hyper Independent. Memang segala sesuatu yang berlebihan pastinya tidak baik. Sebenarnya Hyper Independent bukanlah kesehatan mental yang bisa didiagnosis secara sembarang ya teman-teman. 

Sekali lagi jangan pernah melakukan self diagnosis. Hyper Independent sendiri adalah kondisi yang disebabkan oleh kejadian yang tidak biasa pada individu yang akhirnya kemandirian ini dirasakan secara berlebihan. 

Menurut beberapa penelitian Hyper Independent ini adalah kondisi yang sangat mengganggu seseorang karena bisa menyebabkan kelelahan secara psikologis dan bisa mengalami kondisi tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. 

Bisa kita bayangkan saat seseorang yang mengalami hyper independent dibantu dia akan menolak dan ketika dia mendapatkan bantuan dia merasa tidak berdaya dan tidak nyaman bahkan mengarah pada kecemasan jika ini terjadi secara berlebihan dan cukup signifikan.

Apa sih yang menyebabkan atau memicu hyper independent ini muncul? Sebenarnya ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hyper independent ini hadir. 

Pertama, mungkin karena seseorang yang dibesarkan dengan pola asuh yang mengharuskan anak mandiri sedari kecil dan itu adalah sebuah kondisi yang harus dicapai. Misalnya dengan menekankan kalimat "kamu tuh harus bisa apa-apa sendiri" yang akhirnya menimbulkan rasa kurang percaya kepada orang lain. 

Jadi faktor yang menyebabkan adalah trust issue, ini bisa menyebabkan seseorang mengalami hyper independent. Trust issue ini macam-macam bentuknya mungkin saja saat kondisi seseorang yang tidak percaya kepada orang lain yang membantu dia atau dia tidak percaya terhadap dirinya sendiri karena menganggap sebuah bantuan membuatnya tidak percaya diri. 

Kedua, kondisi saat kita tidak sadar dan merasa nyaman melakukan sesuatu atau workaholic dan dia punya need of achievement yang tinggi dan berlebihan, orang ini akan akan merasa gagal pada saat dia tidak bisa melakukan sesuatu yang bisa dia lakukan sendiri. 

Jadi sampai akhirnya membuat time managementnya berantakan, sampai membuat dia merasa tidak ingin merepotkan orang lain walaupun dia butuh, hingga terlalu keras dengan diri sendiri. Hal ini akhirnya menjadi suatu luka baru pada saat hyper independent ini tidak sadar bahwa kemandirian yang dia alami itu berlebihan. 

Hyper independent ini kadang juga disebabkan oleh perasaan tidak pantas untuk mendapatkan dukungan. Mungkin ada trauma yang berkaitan dengan penolakan. 

Misalnya saat meminta pertolongan ditolak yang membuat seseorang itu akhirnya takut untuk meminta tolong lagi. Hal ini sering sekali terjadi. Perasaan tidak pantas juga bisa dipengaruhi oleh pola asuh, misalnya saat masih kecil kurang mendapatkan apresiasi sehingga membuatnya terbiasa untuk berdiri diatas kakinya sendiri tanpa bantuan orang lain. 

Sehingga menimbulkan perasaan bahwa dia berharga apabila dia tidak dibantu oleh orang lain. Dan akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya kepada orang lain. Sehingga tanpa sadar membuat tuntutan pada dirinya sendiri bahwa dia harus sempurna dan selalu merasa kurang dengan segala yang sudah dia raih. Hal ini pada akhirnya membuat tekanan yang berlebihan kepada diri sendiri karena tuntutan tersebut.

Lewat tulisan kali ini, menunjukan bahwa kita itu membutuhkan orang lain. Setidaknya kita membutuhkan orang untuk bercerita dan mendukung kita. Kita hanya manusia biasa pasti ada sesuatu yang tidak bisa kita kerjakan sendiri. Kita butuh diterima, kita butuh di-support, kita butuh didengarkan. Jadi belajar pelan-pelan yuk untuk percaya kepada orang lain. 

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga tulisan ini bisa sedikit bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun