Lebih gilanya lagi Jokowi men-suport pembangunan kereta cepat antar wilayah/provinsi. Ini menandakan jokowi sama sekali tidak meladeni atau menggubris prespektif negatif dari netizen.
Keputusan Jokowi dalam menggarap kereta cepat ini menurut saya lebih mengedepankan kepentingan jangka panjang jika dinilai dari prespektif positif. Sebenarnya ini merupakan langkah dari solusi masa depan. Jika kita melihat oprasional negara pasti akan berguna bagi kemaslahatan masyarakat luas. Tidak ada yang namanya istilah mubazir. Hanya saja jokowi sangat berani mengambil keputusan ini.
Adapun beberapa kebermanfaatan fasilitas kereta cepat jika dibangun:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi negara, karena otomatis mempercepat proses transaksi jual beli antar kota dan provinsi.
2. Berapa banyak pedagang kaki lima yang mangkal di area stasiun jika memang segera dibangun? Tentu ini menjadi harapan mereka para UMKM
3. Tak perlu lagi istilah “perantau” karena pekerja antar kota bisa sewaktu-waktu pulang dengan menggunakan kereta cepat, begitupun para pelajar antar kota.
4. Menghemat bahan bakar fosil BBM, karena kereta cepat mendukung bahan bakar listrik
5. Pembangunan kian merata karena destinasi kemanapun tidak akan memakan waktu lama. Kita analogikan; jika pelancong semakin banyak, maka semakin banyak pula hotel-hotel atau penghinapan yang dibangun.
6. Hasilnya dari sektor manapun akan mempengaruhi kemaslahatan sektor pertanian karena dorongan percepatan transaksi melalui kargo kereta mempengarui percepatan ekspor antar wilayah. Sehingga mau tidak mau para tengkulak semakin berjibun, dan petani semakin bergairah membuka lahan baru untuk bertani.
Manfaat itulah yang saya sebut sebagai hembusan angin surga dari proyek pemerintah ini. Tak jarang masyarakat mengamati potensi kereta cepat ini.
Mereka yang bersebrangan dengan kebijakan pemerintah menganggap hal ini mubazir, berdampak pada beban Negara dan ocehan-ocehan negatif lainnya.