Mohon tunggu...
Rifaldi Raditya Nugraha
Rifaldi Raditya Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Sleepy Maniac

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperingati Hari Buruh

3 Juli 2024   08:20 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kilas Balik Mayday di Indonesia

Jakarta, Indonesia-Sejarah panjang gerakan buruh di Indonesia menemukan titik terangnya di kota yang terus berdenyut tiap harinya dengan banyak aktivitas, yaitu di jalanan Surabaya. 

Di kota ini pada 1 Mei 1918, serikat buruh Bernama Kung Tang Hwee Koan menjalankan perayaan Hari Buruh pertama di Indonesia yang menandai awal perjuangan yang menjadi tonggak penting pada Sejarah Indonesia, terutama pada ranah sosial-politik.

Sejak dari masa penjajahan dahulu, Indonesia sudah diliberalisasi ekonominya oleh para kolonial Belanda untuk mendorong hasil industri dan perkebunannya. Oleh karena itu, peran buruh menjadi vital pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat dahulu. 

Akan tetapi, buruh menjadi sasaran eksploitasi oleh para penjajah dengan cara dikuras, baik secara materi atau pikiran. Dengan sebab-sebab tersebut, fondasi gerakan buruh semakin berkembang di Indonesia karena tiap buruh merasakan dan menuntut hal yang sama.

Perayaan Hari Buruh pertama di Surabaya menjadi langkah awal yang penting untuk mengumpulkan solidaritas di antara buruh. Selain itu, perayaan ini menjadi tanda peralihan perjuangan menuju gerakan yang lebih kolektif yang tentu akan lebih kuat daripada gerakan individu. 

Kurang lebih sebanyak dua puluh serikat buruh turun dan turut ikut serta dalam perayaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan nilai-nilai persatuan sudah terbentuk untuk memperjuangkan hal yang sama, yaitu hak buruh. 

Gerakan buruh terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Salah satu senjata yang banyak digunakan oleh buruh sebagai tanda protesnya akan kondisi upah atau kesejahteraan buruh adalah mogok kerja.

Ribuan buruh turun ke jalan pada peringatan Mayday 2024 di Jakarta | Foto: Rifaldi Raditya Nugraha
Ribuan buruh turun ke jalan pada peringatan Mayday 2024 di Jakarta | Foto: Rifaldi Raditya Nugraha

Akan tetapi, pada masa pendudukan Jepang gerakan buruh mengalami tantangan baru. Banyak serikat buruh yang dibubarkan dan aktivitas mengenai aksi penuntutan juga ditekan secara habis-habisan. 

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, berita angin mengenai Indonesia di ambang kemerdekaan sudah banyak terdengar oleh masyarakat Indonesia. Setelah melalui berbagai masalah, Indonesia dinyatakan merdeka pada tahun 1945 yang sekaligus memainkan peran krusial pada proses transisi gerakan buruh menuju negara yang baru.

Babak baru gerakan buruh di Indonesia ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Hari Buruh, dikenal sebelumnya untuk memperingati solidaritas internasional para buruh, sekarang sudah menjadi perayaan nasional untuk menegaskan kedaulatan dan keadilan social di bawah pemerintahan baru. 

Soekarni, pemimpin serikat buruh saat itu dari serikat SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia, membacakan pidato yang membangkitkan semangat juang antar sesame buruh. Soekarni menerangkan bahwa persatuan dan kesatuan sangat penting untuk mencapai tujuan.

Cobaan berat kembali dialami oleh gerakab buruh pada masa Orde Baru (Orba). Pada tahun 1965, banyak serikat buruh yang dibubarkan, dan kata "buruh" sendiri menjadi sensitif digunakan. Akan tetapi, semangat perjuangan buruh tidak padam. 

Gerakan buruh bangkit kembalin dengan kekuatan politik yang kuat pada masa era reformasi. Penuntutan hak-hak pekerja yang lebih adil terus didesak oleh para serikat buruh. Serikat buruh juga menuntut untuk merayakan Hari Buruh tiap tahunnya sebagai momentum mereka menyuarakan aspirasi.

Pada masa sekarang, Indonesia terus bertransformasi menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, tantangan terus berdatangan bagi gerakan buruh. Di era globalisasi saat ini, pekerja Indonesia menghadapi tantangan baru dengan ketatnya persaingan, baik secara nasional maupun internasional. 

Selain itu, dinamika ekonomi yang terus berubah menjadi kesulitan tersendiri bagi para buruh. Serikat buruh seperti Partai Buruh, KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), dan lain-lain terus secara aktif menjadi pengingat bagi pemerintah akan komitmennya terhadap keadilan sosial, terutama bagi para buruh dan pekerja Indonesia.

Buruh Indonesia Saat Ini

foto-3-6684a222c925c470e87613e2.jpg
foto-3-6684a222c925c470e87613e2.jpg

Lautan bendera dan ribuan pekerja yang Bersatu pada peringatan Mayday 2024 di Jakarta | Foto: Rifaldi Raditya Nugraha

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam perlindungan hak pekerja meskipun dengan jumlah pekerja yang masif. Masalah pengupahan masih menjadi isu utama dengan banyak perusahaan membayar di bawah upah minimum, terutama di pulau selain Jawa. 

Praktik kerja kontrak juga semakin meningkat, memberikan fleksibilitas bagi perusahaan tetapi memperlemah posisi tawar buruh, khususnya mereka dengan pendidikan dan keterampilan rendah yang sering menerima kondisi kerja tidak layak. 

Meskipun ada regulasi yang mengatur hak-hak pekerja, implementasi di lapangannya masih jauh dari harapan. Standar pengupahan dan perluasan jaminan akses social perlu diperkuat dengan dibarengi upaya nyata. Semua ini demi terciptanya lingkungan yang adil dan Sejahtera bagi seluruh pekerja di Indonesia.

Hari Buruh di Indonesia bukan sekadar peringatan atau cuti bersama. Ia adalah penanda sejarah yang mengingatkan kita akan perjuangan panjang dan pengorbanan para pekerja yang telah berjuang keras demi hak-hak mereka. Dari Surabaya hingga ke seluruh pelosok Indonesia, semangat Hari Buruh terus mengalir sebagai simbol perjuangan yang tidak kenal lelah dalam mencapai keadilan sosial dan ekonomi bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun