Mohon tunggu...
Rifal Cahya Marshandi
Rifal Cahya Marshandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa aktif di Universitas Pamulang, sebuah universitas swasta yang merupakan salah satu universitas dengan mahasiswa terbanyak. Hobi saya mencakup berenang, serta membaca tentang sejarah, khususnya kisah-kisah menarik dari kerajaan-kerajaan yang telah runtuh, yang selalu memancing rasa ingin tahu saya. Di waktu luang, saya juga menikmati menonton film, terutama film bergenre action yang penuh dengan adegan seru dan mendebarkan. Kegiatan-kegiatan ini memberikan keseimbangan antara belajar, hiburan, dan pengembangan wawasan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengubah Limbah Plastik Menjadi Bahan Karbon Untuk Energi Hijau dan Lingkungan

15 Desember 2024   11:41 Diperbarui: 15 Desember 2024   11:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penulis : Rifal Cahya Marshandi, Wendinius Laia

Mahasiswa Universitas Pamulang, fakultas Teknik

Mata Kuliah Teknik Lingkungan Mengenai Pengelolaan Lingkungan


Dalam konteks modern, limbah plastik adalah salah satu tantangan lingkungan yang paling mendesak di dunia. Dengan produksi lebih dari jutaan ton plastik per tahun, masalah pengelolaan dan daur ulang limbah plastik menjadi semakin kompleks. Plastik sekali pakai, yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah atau mencemari alam sekitar manusia, wilayah laut, sungai, dan hutan. Itu merusak ekosistem dan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun, di tengah tantangan besar ini, muncul inovasi baru yang mampu mengubah masalah ini menjadi peluang, yaitu dengan mengonversi limbah plastik menjadi bahan karbon yang memiliki nilai tambah tinggi.

Proses Karbonisasi Limbah Plastik

Salah satu pendekatan inovatif yang sedang dikembangkan saat ini untuk mengatasi limbah plastik adalah melalui proses karbonisasi. Proses karbonisasi melibatkan pemanasan limbah plastik pada suhu tinggi dalam kondisi tanpa oksigen atau pirolisis atau menggunakan bahan kimia tertentu sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Hasil reaksi ini adalah limbah plastik dicemooh menjadi bahan berbasis karbon seperti karbon nanotube, grafena, dan karbon berpori.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, produk berbasis karbon yang dihasilkan memiliki karakteristik unik yang secara signifikan meningkatkan nilai mereka dalam berbagai aplikasi teknologi. Ini termasuk, namun tidak terbatas pada, sifat-sifat mekanik karbon nanotube yang sangat kuat, konduktivitas listrik, dan stabilitas termal, dan grafena, yang tipis, tetapi juga sangat kuat berbagai ketipisan, dan kemampuan konduksi elektronik luar biasa. Hal ini juga berlaku untuk karbon berpori yang memiliki mobilitas tinggi dalam pori dan luas permukaan, yang secara signifikan meningkatkan efek penyerapan dan penyimpanan material tertentu, seperti gas atau pelarut.

Aplikasi Bahan Karbon dalam Energi Hijau

Oleh karena itu, proses perubahan limbah plastik menjadi bahan karbon tersebut tidak hanya bermanfaat dalam menangani masalah pencemaran limbah, namun juga merupakan langkah untuk pengembangan teknologi energi hijau. Salah satunya yaitu digunakannya bahan karbon untuk membuat baterai dan superkapasitor, bidang ini merupakan bagian penting dari bagian penyimpanan energi hijau, seperti energi matahari dan angin. Dengan kemampuannya untuk secara efisien menyimpan dan melepaskan energi, bahan ini dapat membantu meningkatkan kinerja baterai lithium-ion dan superkapasitor yang berarti perangkat tersebut bertahan lebih lama dan memiliki lebih energi.

Disamping itu, bahan karbon dari limbah plastik pun dimanfaatkan sebagai katalis dalam proses elektrokimia, baik itu untuk pemisahan air hingga produksi hidrogen. Hidrogen yang dihasilkan dari proses tersebut sebagai sumber energi bersih yang sangat potensial diguanakan untuk mengurangi penggunaan atau ketergantungan terhadap energi proses bahan bakar fosil. Dengan adanya katalis ini yang berbasis karbon maka proses produksi energi elektrolisa air bisa lebih efisien hingga menghasilkan energi yang lebih murah.

Kontribusi pada Praktik Lingkungan Berkelanjutan

Selain energi, limbah plastik yang direnova kembali menjadi sedimen karbon memiliki beberapa aplikasi penting yang dapat memainkan peran dalam mendukung praktik lingkungan berkelanjutan untuk sektor sektor lingkungan. Satu-satunya contoh adalah aplikasi sebagai penyerap polutan di udara dan air. Karbon pori-pori memiliki jumlah dan jenis sifat kimia permukaan yang dapat diubah, yang memastikan kemungkinan menangkap dan mengikat berbagai jenis polutan, seperti senyawa logam berat, organik, atau partikel berbahaya lainnya.

Misalnya, bahan karbon berpori dapat menyaring udara dan mengurangi konsentrasi polutan gas, seperti karbon dioksida atau nitrogen oksida, yang menyebabkan pencemaran udara di kota-kota. Selain itu, dalam air, bahan ini dapat menyerap zat beracun yang tidak bisa dibersihkan, membantu menghasilkan air yang lebih bersih dan lebih sehat. Ini tidak hanya merawat alam, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemulihan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Namun, proses karbonisasi limbah plastik memiliki tantangan sendiri. Salah satu tantangan utamanya adalah pengembangan teknologi yang efisien dan bersaing dalam hal biaya. Proses pirolisis dan karbonisasi katalitik membutuhkan infrastruktur dan sumber daya tinggi yang mungkin tidak terjangkau oleh negara berkembang lain. Diversifikasi scale-up produksi bahan karbon dari limbah plastik juga diperlukan untuk memastikan bahwa proses ini dapat memenuhi industri yang berkembang pesat.

Meskipun demikian, tantangan ini dapat diatasi dengan cepatnya kemajuan teknologi. Penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan diharapkan agar dapat memberikan metode yang lebih efektif dan hemat biaya serta berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Secara khusus, kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi akan membantu bagi menunjang kemajuan dan penyebaran teknologi ini.

Kesimpulan

Merubah limbah plastik menjadi bahan karbon fungsional berpotensi revolusioner, yang memberikan implikasi rangkap bagi pencemaran lingkungan sekaligus perkembangan teknologi energi bersih. Seiring pengembangan berkelanjutan terhadap lebih banyak metode dan aplikasi baru, potensi integral dari limbah plastik dapat terwujud dan masa depan yang jauh lebih bersih, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan diperoleh. Ini adalah langkah yang sama-sama memberikan harapan bagi pengelolaan limbah dan perubahan global terhadap pembangunan berkelanjutan. Tanggung jawabnya ada pada semua orang.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun