Mohon tunggu...
Rifaiz Febryananto
Rifaiz Febryananto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berbagi Informasi

Mahasiswa Universitas Trunjoyo Madura Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Program Studi Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Mobilitas Mengakibatkan Kepadatan Penduduk sehingga Rentan Terjadinya Pengangguran di Kota Besar

5 Juni 2021   13:52 Diperbarui: 5 Juni 2021   13:53 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berbicara mengenai kepadatan penduduk yang ada di negara Indonesia hal ini sangatlah banyak sekali apalagi Indonesia merupakan Negara yang menempati peringkat ke 4 di dunia berpenduduk terbanyak, sehingga bisa dikatakan sangat padat sekali penduduknya walaupun terbagi oleh beberapa pulau nyatanya kepadatan ini tidak semua ada di semua pulau. Hanya sebagian pulau saja yang mengalami kepadatan penduduk yang sangat banyak sekali menimbulkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Kepadatan penduduk ini yang terjadi kebanyakan di kota kota besar seperti Surabaya, semarang, Jakarta dan kota besar lainnya, hal ini terjadi karna tingginya angka mobilitas penduduk yang setiap tahunnya selalu meningkat dalam jumlahnya. 

Mobilitas atau perpindahan ini merupakan hal wajar bagi setiap masyarakat untuk memperbaiki status dengan cara berpindah kependudukan disuatu wilayah. Dalam mobilitas ini kebanyakan masyarakat menggunakan atau menerapkan metode urbanisasi yaitu cara perpindahan penduduk desa ke kota dengan jumlah besar-besaran dan disetiap tahunnya kejadian ini selalu meningkat, sehingga hal ini yang mengakibatkannya tingginya angka mobilitas penduduk yang merupakan suatu fenomena sosial di Negara Indonesia ini. 

Lalu jika hal ini dibiarkan maka di dalam kota-kota besar nantinya sangat banyak sekali terjadi kepadatan penduduk yang melakukan perpindahan ke wilayah tertentu, alasan para penduduk yang melakukan urbanisasi ini adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, untuk mencari pekerjaan yang memberikan hasil bayak dibandingnkan sebelumnya, dan juga mengadu nasib di kota ini untuk bisa membeli rumah untuk ditinggali secara permanen, ini sama saja merupakan strategi masyarakat untuk mengumpulkan atau menabung yang kelak nanti digunakan dikehidupan kedepannya dimasa tua. 

Hal ini sangat banyak ditemui pada penduduk desa yang pindah ke kota, pada awalnya mereka melihat tetangganya yang sudah duluan pindah kekota untuk mengubah nasib dan ternyata berhasil sukses di kota, sehingga para masyarakat lainnya juga menganggap dengan berpindah ke kota adalah solusi terbaik untuk mengubah nasib dan juga untuk mencari nafkah disana, walaupun mereka para masyarakat tidak tau hal apa yang akan mereka hadapi saat dikota besar. Mereka hanya mengetahui hal-hal yang enaknya saja yang dialami atau yang dicerikatan oleh orang lainr kepada masyarakat agar mereka juga tergiur kemudian tergerak untuk melakukan perpindahan ke kota juga.

Dalam doktrin yang dilakukan orang lain yang sudah pernah pindah ke kota dan juga sudah sukses disana dengan cara menceritakan perjalanan hidupnya dikota yang semua serba enak kemudian juga dalam lowongan pekerjaan disana juga sangat banyak, lalu ditambah dengan hasil gaji per-bulan yang sangat besar dibandingkan penghasilan di desa. 

Kemudian dikota juga semuanya lengkap seumpama ingin mencari sesuatu disana juga tidak susah untuk mencarinya. Kebanyakan itulah yang sering dicerikatan orang lain kepada masyarakat desa, sehingga menimbulkan kebimbangan yang dirasakan oleh masyarakat desa yang benar-benar membutuhkan penghasilan yang cukup untuk merubah nasib, bukan untuk para kalangan orang yang sudah tua saja hal ini juga bisa dirasakan oleh para pemuda yang baru saja lulus sekolah maupun para pemuda yang belum mendapatkan pekerjaan. 

Akan tetapi mereka tidak akan tau bagaimana keadaan yang sesungguhnya dirasakan disaat sudah di wilayah kota, karena mereka hanya mendengarkan cerita saja tidak melakukan seara langsung sesuai keadaan yang ada disana. Kejadian seperti inilah yang mengakibatkan tingginya angka mobilitas masyarakat desa ke kota, ditambah lagi mereka pergi ke kota tidak berbekal apa-apa, dalam artian lain tidak mempunyai kemampuan yang mumpuni untuk bekal mereka mencari pekerjaan di kota apalagi persaingan dalam mencari pekerjaan dikota juga sangat ketat kebanyakan bersaing dengan para lulusan-lulusan sarjanah. 

Bukan hanya masalah kemampuan atau ketrampilan saja yang harus dibawa bahkan masih banyak sekali yang seharusnya dipersiapkan secara matang-matang jika ingin benar-benar niat untuk melakukan pindah ke kota. Adapun semestinya yang harus disiapkan untuk bekal para masyarakat pindah ke kota, pastinya yang utama adalah mengenai tujuan lokasi yang akan dituju ketika di kota, 

hal atau kegiatan apa yang harus dilakukan saat dikota, kemudian rencana apa yang selanjutnya harus dilakukan disaat sudah menetap dikota. Jadi hal-hal seperti iulah yang harus dipersiapkan ketika ini pindah ke kota, tetapi di dalam realita yang ada dilapangan sangat banyak sekali masyarakat yang pindah hanya bermodalkan nekat dan masih banyak juga yang hanya berangkat saja lalu ketika disana sudah pasrah dengan keadaan yang akan dilaluinya.

Kejadian inilah yang kemudian bisa menyebabkan kepadatan penduduk kota yang didominasi oleh masyarakat desa pindah kekota tanpa dibekal ilmu dan hanya bermodalkan nasib baik dan juga modal nekat (bonek). Bukan hanya dalam kepadatan penduduk saja yang dirasakan, akan tetapi juga bisa menimbulkan permasalahan baru yang muncul yaitu dalam situasi seperti ini adalah pengangguran yang sangat rentan terjadi di dalam kota-kota besar. 

Pengangguran ini bisa timbul di dalam kota besar ditambah lagi dengan penduduk yang sangat padat mempunyai beberapa faktor antara lain adalah bisa disebutkan 1).Minimnya lapangan pekerjaan atau ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja, ini sangat berpengaruh terhadap pemicu dari pengangguran itu sendiri ditambah dengan kapasitas masyarakat desa yang pindah ke kota dengan jumlah yang tidak sedikit di setiap tahunya jadi semakin banyak orang yang mencari pekerjaan di kota kemungkinan untuk lowongan pekerjaannya ada tetapi tidak sebanyak yang dibayangkan masyarakat, 

2).Kemampuan para pencari kerja yang tidak sesuai, ini sangat banyak terjadi dan juga banyak dialami oleh para masyarakat dalam mencari pekerjaan alasanya yaitu banyaknya kriteria yang tidak sesuai permintaan perusahaan dikarenakan perusahaan sendiri pasti membutuhkan karyawan yang sesuai dengan kriteria kebutuhan pada posisi yang akan ditempati oleh para pencari kerja, 

3).Tingkat kemiskinan, banyak dalam sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa sebagian besar pengangguran ini ditimbulkan dari adanya kemiskinan yang dialami oleh masyarakat hidup dibawah kemiskinan, para orang-orang tersebut kurangnya ada kemauan untuk keluar dari zona kemiskinan tersebut masihlah kurang, bahkan sudah pasrah dalam posisi miskin, 

4).Korban PHK, kebanyakan pengangguran juga disebabkan adanya PHK besar-besaran oleh suatu perusahaan dikarenakan adanya suatu problem tertentu dari perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mem-PHK para pekerja, hal ini lah yang menambah angka pengangguran di dalam kota apalagi kebanyakan para pekerja merupakan penduduk desa yang pindah kekota demi mencari kerja.

Selain dari faktor-faktor diataslah pengangguran timbul karena ada suatu hubungan sebuah permaslaahan yang kemudian berbuntut adanya suatu permasalahan baru atau dalam kata lain adalah suatu masalah yang beranak pinak yang kemudian saling berkesinambugan diantara semua permasalahan yang ada, seperti bisa dilihat dalam kajian artikel ini. 

Bahwasanya atas tingginya sebuah mobilitas disuatu kota besar bisa mengakibatkan permasalahan kepadatan penduduk yang kemudian diikuti dengan timbulnya kerentanan fenomena -- fenomena sosial berupa pengangguran yang ada, hal ini juga merupakan salah satu dampak dari adanya mobilitas atau perpindahan penduduk yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kemudian masih ada banyak lagi permasalahan --permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat yang melakukan mobilitas, entah para masyarakat menggunakan cara urbanisasi, migrasi ataupun yang lainnya. 

Pastinya disetiap kejadian mempunyai permasalahan yang berbeda ketika dialami dan pasti juga ada cara penanganannya juga dalam mengatasi permasalahan tersebut. Seperti dalam kebanyakan kasus yang ada di Indonesia banyak sekali solusi yan digunakan pemerintah untuk menangani atau menaggulangi hal-hal seperti ini. 

Jika pemasalahan yang dihadapi adalah permasalahan mengenai kepadatan penduduk yang tidak merata seperti halnya hanya terjadi di dalam kota-kota besar saja, maka pemerintah melakukan tindakan yang sekiranya bisa mengatasi antara lain seperti : Transmigrasi, Pemerataan pembangunan, Membangun atau memindahkan industry kecil di pedesaan, Memusatkan industry besar di daerah, dan Memberikan pelatihan untuk menambah ketrampilan masyarakat, dll. Beberapa cara atau strategi itulah yang sekiranya bisa dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi tingginya angka mobilitas penduduk desa ke kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun