Mohon tunggu...
rifai mukin
rifai mukin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengawas Sekolah

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ranting Kering

21 Februari 2024   19:55 Diperbarui: 21 Februari 2024   20:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deru asmara menaburkan sejuta luka

Tandus merambah bagai dalam Savana

Dusta indahmu menusuk di relung sanubari

Kerontang jiwa terhempas menyayat hati

Lihatlah dirimu apakah hatimu peduli

Seakan rasa dan hatimu paling suci

Luka laramu diriku hadir dalam jiwamu

Nesapa cintamu kusirami benih kasihku

Diriku bukanlah persinggahan cinta hitammu

Bukan belas kasihanku tapi ketulusanku untukmu

Kini kusebut dirimu pecundang dari riaknya susu Sebelanga

Lumpur yang engkau lumurkan untukku ke Palung jiwa

Daun-daun kini berjatuhan rantingpun kering

Pupuk cinta kasihmu sepercik yang kian usang

Terbungkus beribu dan berjuta dusta yang engkau tuangkan

Seakan dirimu pada kebenaran tapi hatimu penuh kemunafikan

Sadar dan tidak itulah dirimu

Dari balutan hatimu penuh noda cintamu

Kesucian cintamu hanya simbol merayu ambisimu

Semua hanya candu sebagai gaya hidupmu

Lamahora, 8 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun