Seorang anak suatu ketika pernah berkata bohong terhadap ibunya. Ia tidak pergi ke sekolah melainkan bermain Playstation dengan temannya dan memilih untuk bolos sekolah. Dalam hal ini tentunya ada dua langkah yang akan diambil oleh sang Ibu:
a. Memarahi dan mengurungnya di kamar seharian.
b. Mengajaknya bicara dengan lemah lembut, bertukar pikiran, dan memberikan perhatian lebih kepada anaknya.
Kira-kira manakah cara yang lebih efektif untuk merubah perilaku buruk sang anak?
Oke, di bawah ini adalah dampak yang akan terjadi dari langkah a dan b:
a. Jika langkah a yang diambil, maka anak akan tertekan, dan akhirnya mengalami gangguan psikis. Menurut ilmu kejiwaan, hal ini akan berdampak pada timbulnya rasa trauma. Tidak hanya itu, kemungkinan besar si anak pun akan memiliki sifat kasar sama seperti yang Ibunya contohkan. Penyampaian yang dilakukan oleh sang ibu pun tidak akan sampai kepada “hati” anak tersebut.
b. Jika langkah b yang diambil, maka anak akan merasa diperhatikan. Karena sang Ibu mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Dengan begitu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya. Pada akhirnya ia pun tidak akan mengulangi kesalahan yang sama karena pasti tidak ingin mengecewakan ibunya. :-)
Coba bandingkan lebih efektif mana? Berdakwah dengan kekerasan atau dengan lemah lembut? Tentunya anda hanya akan memilih satu pilihan yaitu b.
Kisah di atas hanyalah sebagian dari keefektifan berdakwah dengan kelembutan, Nah sekarang tinggal aplikasinya.
Terakhir ada hadits yang dapat memotivasi anda untuk bersikap lemah lembut, terutama dalam berdakwah di jalan Allah:
• Muslim meriwayatkan hadits dalam kitab Shahihnya no.2594 dari Aisyah, Nabi bersabda: