2. Persediaan barang yang berlebihan
Saat musim panen tiba, harga cabai akan turun dan permintaan cabai akan meningkat. Namun, biasanya jumlah permintaan tidak bisa menandingi jumlah barang yang tersedia di pasar.
3. Biaya transportasi yang mahal
Distribusi cabai dari satu daerah ke daerah lain membutuhkan transportasi. Mahalnya biaya transportasi menyebabkan sebagian masyarakat memilih untuk menjual hasil panennya kepada pengepul. Di pengepul, cabai akan ditempatkan di gudang terlebih dahulu menunggu giliran untuk didistribusikan. Hal ini akan menyebabkan ketersediaan cabai menumpuk dan dapat menyebabkan penurunan kualitas cabai karena terlalu lama berada di dalam ruangan atau perjalanan.
3. Informasi yang tidak akurat dan tidak tepat waktu
Jika harga cabai di suatu daerah mahal dan jumlah permintaan pasar lebih tinggi dari pasokan barang, maka harga cabai di daerah tersebut akan tinggi. Hal ini menyebabkan daerah tersebut membutuhkan banyak perbekalan. Jika semua pasokan cabai ada di daerah tersebut, maka akan menyebabkan harga cabai turun dan kualitas cabai yang ditawarkan juga rendah.
KESIMPULAN
Rantai pasok cabai rawit terdiri dari dua saluran yaitu saluran distribusi I (petani - pengepul - pedagang besar - pengecer - konsumen) dan saluran distribusi II (petani - pengepul - pedagang besar - pengecer - jasa (online) - konsumen). Rantai pasok cabai rawit belum efisien, sehingga komoditas cabai rawit masih mengalami fluktuasi baik dari segi kuantitas maupun harga.Â
Konsep rantai pasok memberikan banyak manfaat, yaitu kepuasan pelanggan, peningkatan pendapatan, biaya yang lebih rendah, pemanfaatan aset yang lebih tinggi, peningkatan keuntungan, dan perusahaan yang lebih besar. Kendala dalam rantai pasok antara lain kualitas produk, persediaan yang berlebihan, biaya transportasi yang mahal, dan informasi yang tidak akurat dan tidak tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, R., Tenriawaru, A. N., Darma, R., Musa, Y., & Viantika, N. 2019. Mekanisme Rantai Pasok Cabe Rawit Di Propinsi Gorontalo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 15(1): 31-41.