PENDAHULUAN
      Cabai rawit yang memiliki nama latin Capsicum frusstescens merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Apalagi wilayah Indonesia memiliki letak yang strategis karena merupakan negara agraris. Permintaan cabai rawit semakin meningkat setiap harinya karena banyak dikonsumsi oleh masyarakat.Â
Prospek cabai rawit sangat menjanjikan, namun permasalahan sering terjadi pada komoditas cabai rawit. Salah satunya adalah faktor cuaca dan fluktuasi harga. Pasokan cabai rawit yang sulit diprediksi menyebabkan risiko semakin besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, petani menggunakan konsep rantai pasok atau supply chain management (SCM).
      Rantai pasok atau supply chain management adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa pelaku (petani dan lembaga) untuk mendistribusikan produk kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud adalah nilai tambah produk cabai rawit yang diterima konsumen.Â
Manajemen rantai pasok yang tidak efisien mempengaruhi fluktuasi harga cabai rawit. Dalam rantai pasok, ada tiga jenis arus yang harus dikelola, yaitu: 1) aliran barang mulai dari hulu (up stream) hingga hilir (down stream), 2) aliran uang bergerak dari sisi hilir ke sisi hulu, dan 3) aliran informasi bergerak baik dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu. Rantai pasok memiliki manfaat bagi para petani, distributor, maupun konsumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Rantai Pasok Cabai Rawit di Masa Pandemi Covid-19
Penerapan sistem rantai pasok produk pertanian memerlukan suatu manajemen yang bertujuan untuk menciptakan sistem rantai pasok yang efisien dan implementasinya. Kepengurusan yang dibentuk oleh para anggota dalam rantai tersebut akan menghasilkan mekanisme dan pola kelembagaan yang dipilih oleh para pelaku dalam sistem rantai pasok cabai rawit selama masa pandemi. Pada masa pandemi, supply chain management dibagi menjadi 2 sistem saluran pemasaran, yaitu:
- Saluran Distribusi I
Gambar 1. Saluran distribusi I cabai rawit pada masa pandemi