Mohon tunggu...
Rifaa Husnul Khotimah
Rifaa Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hallo! Perkenalkan, saya Rifaa Husnul Khotimah. Seorang mahasiswi yang memiliki kegemaran menonton konten-konten Youtube, series, dan juga film. Saya juga menyukai beberapa buku self improvement dan novel dari penulis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Kemampuan Calistung Menjadi Penghambat Proses Belajar

13 Januari 2024   20:03 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Harapan dan Realita terkait Calistung

Sejak tahun ajaran 2022/2023, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menghapus tes baca tulis hitung (calistung) sebagai syarat masuk Sekolah Dasar (SD). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam masa transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke SD. Selain itu, ini juga sebagai salah satu cara untuk menghapus stigma masyarakat terkait kemampuan calistung yang dijadikan sebagai kemampuan utama dan terpenting yang harus dimiliki oleh calon peserta didik.

Sebelum adanya pemberitahuan terkait program penghapusan tes calistung. Ternyata, terdapat beberapa sekolah yang memang tidak melakukan tes calistung ketika proses penerimaan peserta didik baru. Salah satu alasan dilakukannya hal tersebut yaitu karena terdapat banyak calon peserta didik yang belum memiliki kemampuan calistung tetapi telah memiliki usia yang cukup untuk mendaftar ke SD.

Namun, kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa peserta didik yang tidak memiliki kemampuan calistung terutama kemampuan membaca dengan baik, maka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik pula. Hal ini dikarnakan proses kegiatan belajar mengajar dan materi pembelajaran yang ada di SD disampaikan dalam bentuk teks bacaan. Bahkan, di kelas 1 telah terdapat muatan-muatan pembelajaran sepeti Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila, Seni, dan Matematika yang memerlukan kemampuan calistung.

Bahkan, peserta didik yang tidak mampu menguasai keterampilan calistung tidak hanya pada peserta didik kelas 1. Dari pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa peserta didik kelas atas, seperti kelas 4 dan 5 yang juga tidak mampu menguasai keterampilan calistung. Padahal, jika dilihat dari cakupan materinya, calistung terutama membaca menjadi salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Hal ini karena pada dasarnya dalam proses pembelajaran selalu berkaitan dengan teks bacaan/tulisan yang berperan sebagai media penyampaian materi pembelajaran.

Apabila peserta didik kurang mampu atau bahkan tidak dapat menguasai keterampilan membaca, maka proses belajarnya akan terhambat. (Mauludiana et al., 2020) mengungkapkan bahwa kemampuan membaca akan menjadi dasar bagi keterampilan yang lain, baik dalam kehidupan di sekolah maupun kehidupan di masyarakat. Karena itulah setiap peserta didik diharapkan mampu menguasai keterampilan membaca.

Perlu adanya sebuah solusi dalam mengatasi kurangnya kemampuan peserta didik dalam calistung. Namun, sebelum mencari solusi terkait permasalahan yang ada, maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam keterampilan calistung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan salah satu SD di Kabupaten Klaten, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami permasalahan tersebut.

Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Calistung

Secara umum terdapat dua faktor yang menyebabkan peserta didik terutama kelas atas masih mengalami kesulitan dalam keterampilan calistung, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  • Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi keterampilan calistung, yaitu motivasi peserta didik.

Motivasi atau keinginan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kemampuan calistung. Apabila peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan memahami calistung maka kemampuan calistungnya juga akan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya, apabila peserta didik tidak memiliki motivasi maka kemampuan calitungnya juga tidak akan meningkat. Hal ini juga ditemukan oleh (Permatasari et al., 2021) bahwa faktor internal yang mempengaruhi peserta didik untuk belajar membaca yaitu rendahnya keinginan belajar membaca serta beratnya mereka untuk belajar membaca baik di sekolah maupun di rumah.

  • Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik. Faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan membaca, yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah meliputi sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan belajar mengajar. (Melinia et al., 2022) mengungkapkan bahwa lingkungan sekolah acapkali menjadi penyebab kesulitan belajar membaca yang dialami oleh peserta didik. Terdapat beberapa hal yang menjadikan lingkungan sekolah sebagai faktor, seberti keterbatasan jumlah guru membuat peserta didik yang mengalami kesulitan dalam calistung tidak mendapatkan bimbingan khusus yang signifikan. Selain itu, keberadaan perpustakaan yang tidak dimanfaatkan dengan baik membuat peserta didik sulit untuk mendapatkan buku bacaan dan ruang membaca yang memadai.

Kemudian, ketika berada di rumah, keluarga memiliki peran penting dalam membimbing peserta didik. (Melinia et al., 2022) mengungkapkan bahwa latar belakang keluarga sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam calistung, seperti peserta didik yang memiliki keluarga harmonis, serta orang tua yang menemani dan membimbingnya dalam belajar tidak akan menemukan kesulitan yang berarti dalam proses belajar.

Solusi Mengatasi Rendahnya Kemampuan Calistung

Apabila faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan calistung pada peserta didik telah ditemukan, maka sekolah mampu menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu faktor yang dapat diatasi pertama yaitu lingkungan sekolah. Memperbaiki lingkungan sekolah melalui berbagai cara dan strategi dapat dilakukan, seperti

  • Pemberian jam tambahan, hal ini dilakuakan untuk kegiatan bimbingan secara khusus terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan calistung rendah. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh bapak ibu guru sekolah atau mengundang guru atau mahasiswa dari luar sekolah. 
  • Memperbaiki sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada, hal ini karena sarana dan prasarana serta fasilitas mampu meningkatkan motivasi atau keinginan peserta didik dalam belajar. hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembalikan fungsi utama perpustakaan. Memperbaiki keberadaan perpustakaan dengan memberikan hiasan-hiasan yang menarik bagi peserta didik serta melengkapi koleksi-koleksi buku yang sesuai dengan peserta didik.

Kesimpulan 

Penghapusan tes calistung dalam penerimaan peserta didik baru di SD merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam masa transisi dari PAUD ke SD. Namun, pada kenyataannya di kelas 1 peserta didik telah dihadapkan oleh berbagai materi pembelajaran yang harus dikuasai. Sehingga, apabila peserta didik tidak memiliki kemampuan calistung maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar megajar. Bahkan, di beberapa sekolah terdapat peserta didik kelas atas yang tidak memiliki kemampuan dalam calistung. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor penyebabnya supaya mampu memberikan solusi yang tepat. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan calistung peserta didik diantaranya, yaitu faktor interal seperti motivasi serta faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan keluarga. Selanjutnya, langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi rendahnya kemampuan calistung peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan jam tambahan dan memperbaiki sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun