Alih-alih memelas dan menahanku, gadis cantik yang telah kukenal baik sejak kecil itu justru menyuruhku pergi, setelah tahu bahwa telefon yang baru saja kuterima adalah dari kekasihku yang memintaku segera menemuinya.
Setelah sempat kuseka air matanya, aku pamit pergi. Dia tersenyum saat aku berbalik mengambil jarak. Hanya dalam hitungan jari langkahku, jelas masih terngiang kata-katanya beberapa detik lalu.
“Mengapa tak kau katakan saja perasaanmu pada laki-laki itu?”, tanyaku.
“Tidak bisa. Dia sudah mencintai wanita selain aku.”, jawabnya.
“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?”
“Disini, menatap punggungnya menjauhiku.”
Langkahku terhenti. Ah, aku baru sadar. Itu aku!
=================================================================
-Riph-
17 April 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H