Seiring dengan terlaksananya kurikulum merdeka, belakangan keberadaan permainan tradisional mulai diminati kembali. Di beberapa sekolah permainan tradisional kembali diperkenalkan oleh para guru, sehingga generasi alpha bisa menikmati permainan masa kecil orang tuanya dulu. Ini menjadi sesuatu yang cukup menarik. Beberapa anak merasa takjub dengan keberadaan permainan tradisional yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. "Egrang" menjadi salah satu permainan yang cukup menarik minat banyak siswa di salah satu sekolah dasar islam terpadu di wilayah Cingised Bandung.
Egrang merupakan salah satu permainan tradisional yang hingga kini masih belum diketahui darimana asalnya. Uniknya hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki permainan egrang, yang membedakan hanyalah sebutannya. Di Bengkulu permainan egrang disebut Ingkau yang artinya sepatu bambu, di sebagian wilayah Sumatera Barat disebut Tengkak yang berarti pincang, sedangkan di tanah Sunda permainan ini disebut Jajangkungan. Jajangkungan sendiri memiliki arti tinggi, jadi jajangkungan yaitu membuat jadi tinggi. (Sumber: Robi Firmansyah Dalimonte (UNIKOM)).
Sejarah Egrang
Permainan tradisional egrang muncul sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, dimasa penjajahan belanda (Nugroho 2019). Diperkuat dalam Baoesastra (kamus) Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminto (2010) disebutkan kata egrang-egrangan diartikan sebagai dolanan dengan menggunakan alat yang diberi nama egrang. Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini membutuhkan lahan kosong yang cukup luas, pemain yang cukup banyak dan mengandalkan kerjasama tim. Permainan Egrang cukup sulit dilakukan oleh orang awam atau bagi orang yang masih pemula memainkannya. Mengapa demikian, karena seseorang yang memainkan egrang harus berusaha menyeimbangkan berat badan juga tinggi badan dalam pijakan dua batang bambu atau kayu yang menopang kedua kakinya saat berjalan. (Sumber: Buku Kompilasi Permainan Rakyat, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung: 2020/2021).
Manfaat Permainan Egrang
Sebuah permainan tercipta semata-mata bukan hanya untuk menyenangkan hati anak-anak, ada unsur budaya serta nilai-nilai didalamnya. Adapun manfaat permainan egrang dapat dilihat dari nilai karakter yang terkandung di dalam permainannya, antara lain:
1. Nilai kerja keras yang tercermin dari anak-anak dapat dilihat dari usahanya agar dapat mengalahkan teman-temannya dengan cara yang suportif.
2. Nilai keuletan terlihat dari keterampilan memainkan egrang saat berjalan agar tubuh menjadi seimbang.
3. Nilai kemandirian tercermin dari semangat anak-anak untuk mandiri berjalan tanpa mengandalkan orang lain sebagai tumpuan.
4. Nilai saling menghargai tercermin dari perlombaan yang dilakukan dimana akan ada pemenang juga ada kekalahan di dalamnya.
5. Nilai tanggungjawab juga tercermin dari pilihan anak saat memilih permainan egrang dan sesudah memainkannya.
6. Nilai kejujuran diperlihatkan saat anak berlomba memainkan egrang sehingga tidak ditemukan kecurangan dan mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H