Mohon tunggu...
Riezka Rahmatiana
Riezka Rahmatiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tiada hari tanpa proses kreatif

Pelaku startup dan pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Catatan Pilkada di Kompasiana, tentang Inisiatif Relawan dan Ekonomi Kerakyatan

6 Oktober 2024   18:23 Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:54 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat menaruh perhatian masalah pedesaan. Agenda yang telah saya lakukan antara lain melakukan berdialog dari hati kehati dengan petani di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung. Saya melihat Bandung Selatan bagaikan putri cantik yang kesepian dan relative masih terbelakang.

Hati saya sangat iba mengetahui buruh tani perempuan pekerja perkebunan kentang yang setiap hari bekerja keras mandi keringat, ternyata upah harian yang mereka dapatkan hanya Rp 30 ribu perhari.

Saya merasa ada kontradiktif kondisi kawasan Bandung utara dibandingkan dengan selatan. Saat ini Bandung utara begitu padat investasi serta menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Sementara kawasan Bandung selatan masih dalam kondisi merana. Alangkah malangnya nasib Bandung selatan yang hingga kini belum dikelola secara optimal.

Seperti dalam sebuah lagu disebutkan bahwa Bandung selatan bagaikan putri manja ibunda Pertiwi yang sangat mempesona. Namun pesona kawasan Bandung selatan hingga kini belum diartikulasikan secara cepat dan tepat. Tidak seperti kawasan Bandung utara yang sudah digarap dengan gegap gempita. Namun kawasan Bandung selatan masih tampak stagnan. Adakah kecantikan dan potensi Bandung selatan dibiarkan terus tertidur dalam kondisi merana ?

Sementara sang waktu terus mendesak pentingnya pembangunan sebuah kawasan modern yang berkarakter lokal, berbasis produktivitas serta menjunjung tinggi budaya dan keharmonisan alam lingkungan. Masyarakat berharap agar kawasan Bandung selatan merupakan gadis cantik yang bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan dan lambang kemakmuran.

Efektivitas pergerakan relawan sangat penting, tidak sekedar deklarasi kemudian berlalu begitu saja. Efektivitas inilah yang menjadi perhatian Brader. Terlihat langkah kolaborasi dengan relawan yang lain, baik di dalam kota maupun luar kota. Seperti misalnya sinergi dan kolaborasi Brader dengan Baraya Putra Kang Dedi Mulyadi (BPKDM) di Subang. Selain itu juga dengan Organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan indonesia bersatu(GRIB) dari Kabupaten Subang bagian selatan.

Brader merupakan bentuk sinergi komunitas di Jawa Barat yang ingin mewujudkan pemilu kepala daerah (Pilkada) yang sehat, damai dan mampu menyerap aspirasi serta belanja masalah yang ada di tengah masyarakat untuk dicarikan solusinya. Brader juga akan membuka jaringan komunitas profesional, sehingga generasi gen Z dan milenial dapat berbagi informasi tentang peluang kerja, pengalaman, serta tip sukses dalam karir. dengan cara memanfaatkan teknologi dan platform digital.

Terkait dengan inisiatif ekonomi kreatif dan kebudayaan saya merasa sangat cocok dengan visi dan misi Kang Dedi Mulyadi (KDM). Pelestarian alam lingkungan, penguatan kebudayaan lokal dan pengembangan ekonomi kreatif warga Jabar sangat identik dengan KDM. Calon yang paling diunggulkan oleh lembaga survei memiliki ciri pakaian khas pangsi Sunda gaya milenial dipadupadankan dengan iket kepala menjadi perhatian pecinta industri kreatif utamanya sektor fashion saat ini.

Cagub Jabar Dedi Mulyadi bersama relawan Brader (dokpri) 
Cagub Jabar Dedi Mulyadi bersama relawan Brader (dokpri) 

Gaya KDM yang egaliter membuat saya sangat nyaman bekerja membantu sebagai relawan politiknya. KDM juga menunjukkan dirinya yang kurang suka protokoler, baik saat menjabat kepala daerah maupun saat ini yang menjadi rakyat biasa.

Agenda dan inisiatif ekonomi kreatif dan industri budaya yang diusung oleh Brader searah dengan visi besar yang di usung Dedi Mulyadi untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang mengedepankan potensi desa dan memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis penguatan kebudayaan dan kearifan lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun