Mohon tunggu...
Qorie
Qorie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa yang aktif dan selalu berusaha untuk mengembangkan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Selain fokus pada studi, saya juga memiliki hobi yang beragam. Bermain basket membantu saya menjaga kebugaran fisik dan kerja sama tim, sementara bermain gitar menjadi cara saya mengekspresikan diri dan melatih kreativitas. Di waktu luang, saya senang membaca buku untuk memperluas wawasan, baik fiksi maupun non-fiksi. Saat ini, saya juga sedang mendalami kemampuan menulis artikel, sebuah tantangan baru yang memberi kesempatan bagi saya untuk berbagi pemikiran dan ide dengan cara yang lebih terstruktur dan mendalam. Dengan memadukan berbagai minat ini, saya berharap bisa terus tumbuh dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puger, Warisan Majapahit dengan Ekonomi yang Berkembang Pesat

12 Oktober 2024   07:03 Diperbarui: 12 Oktober 2024   07:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puger adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang memiliki sejarah panjang dan potensi ekonomi yang sangat besar. Terletak di bagian selatan Jember, wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia, menjadikannya daerah strategis baik dari segi sejarah maupun ekonomi. Puger tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena warisan sejarah yang panjang, yang dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Menurut kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1359, Puger merupakan bagian dari perjalanan Raja Hayam Wuruk ke wilayah timur Majapahit. Dalam perjalanannya, Hayam Wuruk dan rombongannya melewati beberapa wilayah penting, termasuk Sadeng yang sekarang dikenal sebagai bagian dari Puger. Salah satu peristiwa besar yang terjadi di wilayah ini adalah Perang Sadeng pada tahun 1331, di mana pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada berperang untuk mempertahankan kekuasaan. Perang ini menjadi salah satu bukti bahwa wilayah Puger memiliki peradaban yang sudah maju pada masa itu.

Pada masa penjajahan Belanda, Puger juga memiliki peran strategis sebagai kota pelabuhan di pantai selatan. Sumber daya alam yang melimpah, termasuk hasil laut dan tambang kapur dari Gunung Sadeng, menarik perhatian pemerintah kolonial Belanda yang mengeksploitasi kekayaan alamnya untuk keuntungan ekonomi. Pulau Nusa Barong, yang terletak di lepas pantai Puger, terkenal dengan sarang burung waletnya yang bernilai tinggi. Keberagaman etnis di Puger, termasuk Madura, Jawa, Bugis, dan Mandar, menunjukkan bahwa wilayah ini telah menjadi tempat persinggahan dan pemukiman berbagai suku sejak lama.

Selain memiliki sejarah yang kaya, Puger juga dikenal dengan potensi ekonominya yang melimpah. Salah satu sektor unggulan adalah perikanan. Nelayan Puger terkenal dengan keahlian mereka dalam menangkap ikan laut dalam yang melimpah di perairan selatan. Setiap tahun, pada musim kemarau ketika ombak lebih tenang, hasil tangkapan nelayan mencapai puncaknya. Ikan-ikan ini tidak hanya dipasarkan di Jember, tetapi juga ke berbagai wilayah di sekitarnya, seperti Bondowoso dan daerah lain di Jawa Timur.

Namun, seperti hukum ekonomi pada umumnya, melimpahnya pasokan ikan seringkali menyebabkan harga ikan turun drastis. Untuk mengatasi masalah ini, para nelayan mengembangkan berbagai cara untuk mengawetkan ikan, seperti membuat ikan asin, terasi, atau krupuk berbahan dasar ikan. Pengolahan ini dilakukan untuk menjaga nilai jual ikan ketika pasokan berlebih dan menghindari kerugian ekonomi. Ikan kering ini dapat disimpan hingga satu tahun dan menjadi barang substitusi yang bernilai tinggi pada musim hujan, ketika ikan segar sulit ditemukan.

Di sektor pertambangan, Puger memiliki Gunung Sadeng yang kaya akan tambang kapur. Kapur dari Puger terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik dan telah digunakan sejak lama sebagai bahan bangunan, khususnya sebagai perekat batu bata. Penambangan kapur dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun, dengan distribusi kapur mencapai berbagai wilayah di Jawa Timur. Sayangnya, penambangan kapur yang dilakukan secara besar-besaran saat ini, termasuk dengan adanya pabrik semen di sekitar Gunung Sadeng, menimbulkan kekhawatiran tentang kelestarian lingkungan. Pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan dampak jangka panjang dari eksploitasi sumber daya alam ini.

Selain perikanan dan tambang, sektor pertanian di Puger juga sangat berkembang. Lahan pertanian di Puger dikenal sangat subur, dengan padi sebagai komoditas utama. Pada era kejayaan tembakau pada tahun 70-an hingga 90-an, banyak lahan di Puger ditanami tembakau berkualitas tinggi yang diekspor ke berbagai negara. Tanaman tembakau ini memberikan keuntungan besar bagi petani lokal, bahkan banyak dari mereka yang mampu menunaikan ibadah haji dari hasil panen tembakau.

Dengan sejarah yang panjang dan potensi ekonomi yang besar, Puger menjadi salah satu wilayah penting di Kabupaten Jember. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah diharapkan untuk lebih proaktif dalam membina masyarakat lokal, termasuk memberikan pelatihan dan bantuan modal bagi usaha kecil, serta mempromosikan produk-produk lokal ke pasar yang lebih luas. Dengan demikian, Puger dapat terus berkembang dan menjadi wilayah yang lebih sejahtera tanpa mengorbankan sumber daya alamnya yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun