Mohon tunggu...
Mz ReeJall
Mz ReeJall Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ini adalah Ruang Tulisan saya. Kunjungi http://www.mzreejall.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jujur, Aku Masih Mencintaimu

25 Februari 2019   16:58 Diperbarui: 27 Februari 2019   11:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur Aku masih mencintaimu, ada rasa yang saat itu kau pertama kali berikan padaku. Rasa yang tidak menyengaja kau hadirkan untukku, cinta sangat tulus diberikan padaku.

Saat kau peluk namaku dalam doamu, akupun begitu, dan pada akhir tahuku, aku semakin menyukaimu, bahkan aku bercerita akan rasa ini pada temanku. 

Kini, sekian lama tak bersua. entah rasa itu yang kau hadirkan telah pulang ke habitatnya, atau entah kemana. atau bahkan cinta itu lelah.

Dihadirkan untuk orang baru, Orang yang kau anggap lebih baik dari sekedar orang biasanya, ini mungkin ceritaku yang pertama kali, cerita tiada bersalah menyalahkan siapa. Tapi tentang apa yang diperjuangkan. 

Aku lebih memilih meluangkan waktu untuk menunggu daripada harus menganggu yang ditunggu. Aku sadar diriku salah dalam skenario yang diberikan Tuhan, tapi entahlah perasaan tetaplah perasaan yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. kecuali memang karena ada suka baru. 

Aku tetap mencintaimu walaupun kita telah lama tak bersua, tapi tak bisakah hatimu diperjuangkan lagi, Aku masih tetap mencintai walau kau tiada kabar sama sekali. Aku tetap mencintai walaupun kamu dengan sepotong hati yang baru. 

Karena bagiku, mendapatkan cintamu kembali adalah anugerahNya. semua tidak bisa dilepas begitu mudah. Tiada kabar bukan alasan pudarnya cinta kan ? Tiada kabar bukan berarti ada orang baru kan ? Aku mengerti dan maaf

Ataukah kau tidak mau menerima jalan yang sedemikian orang nikmati, okelah aku mengerti ? Bahkan aku pernah untuk tidak ingin masuk dalam lingkaran sang laknattulloh. Begitulah nafsu yang bergejolak dalam setiap diri, 

Aku tetap menunggu. Selamat beraktivitas dan menerima segala rasa yang telah kita perjuangkan sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun