Pada suatu hari adik saya sakit demam. Tidak sengaja saya melewati kedai jamu di jalan Pramuka Jogja. Saya jadi penasaran, dan saya pun berhenti dan mencoba untuk membeli, yang membuat saya tertarik adalah banyaknya ibu2 yang mengantri untuk di buatkan jamu sesuai permintaan konsumen. Selain itu tempat tersebut sangat artistik dengan bangunan joglo khas Jogja dengan ukiran kayunya.
Pada awalnya saya mengira dengan tempat yang bersih dan nyaman jamu yang di jual Mahal (biasanya saya banyak menjumpai tukang jamu yang tidak rapi di pasar tradisional). Tetapi setelah membayar harga jamu murah meriah. Pantas saya banyak ibu-ibu yang membeli.
Jamu memang menjadi solusi yang murah, meriah tur genah (Murah, meriah, dan jelas menyehatkan). Biaya pengobatan yang mahal, serta banyaknya kasus malpraktek menyebabkan masyarakat kembali menggunakan pengobatan tradisional seperti Jamu. Saya sebagai masyarakat yang mengkonsumsi jamu mengharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan Jamu sebagai warisan para leluhur yang ikut menyehatkan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H