Mohon tunggu...
Rieva LabibahHumaira
Rieva LabibahHumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Transportasi Umum Brbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi serta Kemacetan

26 Agustus 2023   21:12 Diperbarui: 26 Agustus 2023   21:24 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

[Guratan Tinta Menggerakkan Bangsa]

Nama: Rieva Labibah Humaira

NIM: 151231127

Fakultas: Farmasi

Prodi: S1-Farmasi

Garuda 26 Ksatria 4

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi serta Kemacetan

Sejauh ini, salah satu strategi mengurangi kemacetan yang paling digaungkan pemerintah adalah dengan meningkatkan jangkauan dan ketersediaan transportasi public. Transportasi umum dirasa lebih efektif dan efisien karena satu unit kendaraan atau satu rangkaian moda transportasi dapat mengangkut pelaku perjalanan dalam jumlah banyak. Selain kereta komuter, transportasi public berbasis rel lainnya yang sudah mulai diterapkan di Indonesia adalah MRT. 

Namun tentu saja dalam program pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia memiliki beberapa kelemahan yang mendasar. Menurut (Utomo, 2009) kelemahan yang pertama yaitu memerlukan fasilitas sarana dan prasarana yang khusus, yang tidak bisa digunakan untuk moda transportasi lain, sehingga diperlukan alat angkut berupa lokomotif dan gerbong. Sarana dan prasarana dalam mewujudkan penyelenggaraan perkertaapian nasional harus mampu mendukung kebutuhan layanan kereta api di wilayah keberadaannya. 

Pengoperasian kereta api perlu diperhitungkan seefektif dan seefisien mungkin disesuaikan dengan kebutuhan angkutan. Kebutuhan angkutan cenderung tidak pasti pada setiap hari maupun bulannya, namun berbeda halnya dengan kebutuhan angutan barang relatif lebih mudah diprediksi tergantung dari jenis produk dan pola konsumsi dari produk yang bersangkutan. Sedangkan saat ini, sarana dan prasarana di kota-kota kecil di Indonesia belum memenuhi kapasitas pembangunan kereta api sehingga moda transportasi berbasis rel ini tidak bisa menjangkau hal tersebut.

Kelemahan berikutnya yaitu dikarenakan fasilitas sarana-prasarana dan pengelolaan KA yang tersendiri (khusus) maka membutuhkan investasi, biaya operasi, biaya perawatan, dan tenaga yang cukup besar. Kereta api mempunyai penjadwalan kedatangan dan keberangkatan dimana hal ini berhubungan dengan stasiun, stasiun itu sendiri merupakan titik dimana waktu diberlakukan dengan tingkat ketepatan tertentu. Keberadaan fasilitas pengoperasian kereta api yang berupa peralatan persinyalan, telekomunikasi dan instalasi listrik pun merupakan prasarana utama dalam penyelenggaraan operasional kereta api. 

Untuk mendukung keamanan, keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api, perlu dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada (Anggoro, 2015 dan Kurniawan, 2016). Peralatan persinyalan perkeretaapian menurut Peraturan Menteri No. 10 Tahun 2011 pasal 1 merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi memberi petunjuk atau isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang pada tempat tertentu.

Yang terakhir yang itu pelayanan orang dan barang hanya terbatas pada jalurnya (tidak door to door).  Tidak hanya itu, pelayanan yang dimaksud juga berupa pelayanan Gedung/Stasiun yang ifokuskan untuk operasional kereta api yang terdiri dari gedung untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang dan gedung untuk kegiatan pelayanan jasa khusus. Fasilitas dan Instalasi Pendukung atau bangunan pelengkap dalam stasiun kereta api dapat berupa bangunan dengan konstruksi permanen atau konstruksi baja/ besi ataupun konstruksi sementara. 

Contoh dari bangunan pelengkap yaitu menara pengawas suatu bangunan menara yang fungsinya sebagai tempat untuk mengawasi keadaan di emplasemen stasiun dan mengontrol kereta api yang akan masuk ke stasiun dan yang akan keluar/ meninggalkan stasiun, jembatan pemutar lokomotif suatu konstruksi dengan bentuk tertentu yang menyerupai track, fasilitas untuk kontainer atau angkutan barang fasilitas berupa gudang-gudang penyimpanan untuk angkutan barang, depo kereta api yang berfungsi untuk menyimpan dan melakukan perawatan rutin kereta api.

DAFTAR PUSTAKA

Utomo, S. H. T., 2009. Jalan Rel. Yogyakarta: Beta Offset.

Kurniawan, F., 2016. Peningkatan Emplasemen Stasiun untuk Mendukung Operasional Jalur Kereta Api Ganda (Studi Kasus : Stasiun Banjarsari Lintas Layanan Muara Enim-Lahat, Palembang, Sumatera Selatan). Tugas Akhir. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun